Jadi Area Hinterland Bagi Pontianak, Kubu Raya Diyakini Bisa Berkembang Pesat

Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Ishak

TRIBUNPONTIANAK CO.ID, KUBU RAYA - Pertumbuhan kabupaten Kubu Raya terbilang pesat dalam beberapa waktu terakhir.

Beberapa indikator setidaknya menjadi bukti sahih dan menunjukkan hal tersebut.

"Pertumbuhan Kubu Raya cukup pesat," ungkap Kepala Bappeda Kubu Raya, Yusran Anizam, Jumat (28/09/2018).

Pertumbuhan itu, kata Yusran Anizam, bisa dilihat dari Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) yang berhasil dicatatkan Kubu Raya.

Ada trend pertumbuhan yang sangat positif dalam beberapa periode terakhir, yang imbasnya juga meningkatkan pertumbuhan ekonomi di daerah tersebut.

Baca: PAN Kalbar Bidik 9 Kursi DPRD Provinsi Kalbar

Perkembangan Kubu Raya menurutnnya juga bisa terlihat pada tingginya pertumbuhan penduduk yang ada di daerah itu.

Terutama di kawasan urban hinterland kota Pontianak, di mana pertumbuhan penduduk menjadi hal yang cukup mencolok.

"Posisi Kubu Raya sebagai area hinterland bagi kota Pontianak juga punya daya tarik tersendiri. Urbanisasi yang tinggi, membuat area hinterland yang ada di Kubu Raya menjadi kawasan yang sangat diminati sebagai kawasan pemukiman," tuturnya.

Menjadi wilayah hinterland bagi pusat ibukota provinsi sendiri diakuinya memang bak Yin Yang. Membawa potensi positif, sekaligus potensi negatif jika tak dikelola dengan sebaik mungkin.

Terutama wilayah-wilayah yang masuk dalam kategori beririsan langsung dengan wilayah pusat ibukota. Terlebih, pusat pemerintahan Kubu Raya sendiri memang berbatasan langsung dengan teritori ibukota provinsi.

"Sebagai hinterland, tentu pertumbuhan baik itu ekonomi dan sebagainya yang ada di Pontianak akan berimbas ke Kubu Raya. Sebaliknya, permasalahan kompleks dari kawasan urban dari pusat perkotaan, juga akan berimbas ke daerah hinterland ini," sambungnya.

Posisi sebagai hinterland sendiri menurutnya punya banyak keunggulan. Ketersediaan lahan, menurutnya, jadi satu di antara keistimewaan tersebut, yang mana jamak tak dimiliki di pusat ibukota karena lahan yang terbatas.

Dengan daya dukung lahan yang lebih baik, wilayah hinterland lebih memungkinkan untuk dikembangkan ke berbagai sektor strategis. Baik untuk pemukiman, kawasan industri,, pendidikan, perdagangan dan sebagainya.

Karena itulah, pihaknya menurutnya punya fokus khusus dalam menangani berbagai dampak tersebut secara simultan.

"Mau tidak mau (harus ditangani sebaik mungkin). Ini proses," lanjutnya.