Penculik WNI Minta Tebusan Rp 14,4 Miliar, Poisi Sabah Beberkan Kronologinya
Kami masih menunggu keputusan pemerintah. Kami akan melihat pembenaran atas penggunaan pump boat.
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, KOTA KINABALU - Komisioner Kepolisian Sabah, Datuk Omar Mammah, mengatakan keluarga satu dari dua korban penculikan menerima panggilan dari pelaku pada Selasa (18/9/2018) pukul 10.24.
Dalam pembicaraan itu, komplotan penculik meminta uang tebusan senilai 4 juta ringgit atau sekitar Rp 14,4 miliar.
Sebagaimana diketahui, kedua Nelayan Indonesia ini menjadi korban penculikan dua pekan lalu, di dermaga Pulau Gaya, Semporna, negara bagian Sabah, Malaysia.
Baca: Terkait Situs Skandal Cawapres Sandiaga Uno, Ini Penjelasan dari Polda Metro Jaya
Penelepon meminta uang tebusan agar para korban dapat dibebaskan dengan selamat.
"Istri dari salah satu korban, yang tinggal di Sulawesi, Indonesia, menerima panggilan dari Filipina," katanya, seperti dikutip dari Straits Times, Selasa (25/9/2018).
"Sejauh ini, tidak ada tenggat waktu yang diberikan," imbuhnya.
Omar mengatakan, polisi telah banyak menerima informasi termasuk dari nelayan yang melihat perahu, yang diyakini merupakan milik para pelaku.
"Kami berupaya mengintensifkan keamanan dari utara Kudat sampai selatan Tawau. Sejauh ini, pelaku tidak melakukan ancaman," ujarnya.
Dia juga menyoroti penggunaan pump boat oleh nelayan, meski tidak mencapai wilayah perairan terbuka.
Pasalnya, pemerintah negara bagian Sabah mempertimbangkan untuk mencabut larangan tersebut.
"Kami masih menunggu keputusan pemerintah. Kami akan melihat pembenaran atas penggunaan pump boat." kata Omar.
"Jika pemerintah lanjut melarang sarana tersebut, kami akan mengikuti keputusan itu dan menegakkan hukum," ucapnya.
Pump boat memang telah dilarang sejak 7 tahun lalu menyusul serangkaian aksi kriminal di perbatasan pesisir timur Sabah, terutama penculikan.
Perbatasan maritim dengan Filipina itu bisa ditempuh dengan kapal dalam waktu satu jam dari daratan utama.


:format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/pontianak/foto/bank/originals/Warga-Buriram-Tewas-Minum-Cairan-Pembersih-Toilet-yang-Dikira-Soda-Hijau-2025.jpg) 
                 
						
					 
						
					 
						
					 
						
					 
						
					 
				
			:format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/pontianak/foto/bank/originals/Viral-Pengakuan-Pelakor-Mahasiswa-Kedokteran-Penah-HB-dengan-Suami-Suci-Begini-Faktanya-2025.jpg) 
											:format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/pontianak/foto/bank/originals/Polisi-Maling-Polisi-Ditangkap-Saat-Konsumsi-Sabu-Kasus-Menggemparkan-2025.jpg) 
											:format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/pontianak/foto/bank/originals/1073-ASN-Main-Judol-Terancam-Sanksi-Tegas-Gubernur-Bobby-2025.jpg) 
											:format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/pontianak/foto/bank/originals/Jemaah-Haji-2023-Diminta-Tetap-Waspada-Penularan-MERS-CoV.jpg)