Pengamat Ekonomi: PLTBm Lebih Ekonomis
Tapi yang kedua menjadi penting untuk kebutuhan bisnis khususnya bagi industri yang ada di Kalbar.
Penulis: Tri Pandito Wibowo | Editor: Jamadin
Laporan Wartawati Tribun Pontianak, Maskartini
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Pengamat Ekomomi Untan, Ali Nasrun mengatakan Jika bahan baku PLTBm tersebut adalah limbah di Kota Pontianak, Kalbar artinya dapat mengurangi adanya limbah-limbah yang tidak termanfaatkan menjadi sesuatu yang bernilai ekonomis.
"Kedua, keberlangsungannya itu lebih continyu karena kalau dari alam itu kan selalu ada barang yang tumbuh hidup berkembang di Kalbar berarti selalu ada. Kalau batu bara lama-lama abis. Inikan karena barangnya hidup jadi keberlansungan lebih lama," terang Ali Nasrun.
Kemudian, lanjut dia dengan adanya PLTBm maka akan menambah pasokan tenaga listrik atau sumber energi di Kalbar yang saat ini memang masih menjadi kendala, khususnya untuk dipergunakan pada industri dan kegiatan ekonomi lainnya.
Baca: Polda Kalbar Gelar Konferensi Pers Kasus Judi Online, Ini Barang Bukti Yang Dihadirkan
"Diharapkan PLTBm ini akan menghasilkan daya listrik yang lebih ekonomis, lebih murah dibandingkan batu bara bahkan dengan BBM yang harganya dipatok dengan dolar. Kita tahu dengan menggunakan BBM sangat mahal dan kita ketergantungan dengan impor," tambahnya lagi.
Saat ini kebutuhan rumah tangga sudah terpenuhi dengan adanya pasokan listrik Malaysia. Bahkan bisa memenuhi kebutuhan rumah tangga dan perumahan non industri. Tapi yang kedua menjadi penting untuk kebutuhan bisnis khususnya bagi industri yang ada di Kalbar.
Pasokan listrik dari sumber yang ada belum memadai sehingga diharapkan pasokan ini bisa menambah pasokan listrik yang ada untuk mendirikan suatu industri yang skala besar. Tetapi paling tidak bisa menambah pasokan yang ada sehingga kebutuhan lokal bisa terback-up.
"Kehadiran PLTBm bisa sebagai perangsang adanya industri berskala besar. Karena kita tau dengan BBM sangat mahal dan kita ada ketergantungan karena impor. Memungkinkan juga dengan batu bara, memang batu bara relatif murah tapi itu sumber juga bukan dari Kalbar sehingga tidak ekonomis," jelasnya.
Baca: Aji dan DW Awali Pelatihan Keimanan dan Media di Pontianak
Tapi yang pasti, memang masih memerlukan pasokan listrik bahkan kalau dilihat dari kebutuhan industri atau pada saat mau mengembangkan industri, tenaga listrik yang ada pada kita masih sangat jauh dari kebutuhan. Disamping kebutuhan secara kuantitas juga yang diperlukan itu dari segi kualitas.
Kualitas listrik itu dari segi kehandalan dari listrik, maka konsumen akan dijadikan suatu jaringan interkoneksi. Baik yang dari Serawak nyambung dengan yang wilayah kalimantan lain itu akan menjadi interkoneksi, jauhnya itu interkoneksi Indonesia dan Asean, itu untuk menjaga kehandalan.
"Ketiga untuk memperkecil harga, karena dalam persaingan bisnis, dalam daya saing itu harga listrik menjadi hal penting. Sehingga di Kalbar Indonesia itu akan mendirikan PLTN (pusat listrik tenaga nuklir) karena itu salah satu dari yang paling murah dibandingkan dengan yang lain," tambahnya.
Bahkan mungkin dalam jangka panjang untuk Indonesia ada tenaga listrik dari panas bumi, itu yang diharapkan bisa murah. Jadi 3 pertimbangan yaitu kuantitas jumlahnya, kualitas keandalannya, dan yang ketiga biaya yang murah. Kita yang bisa dijangkau sekarang inikan dengan harga yang di Wajok ini bisa menambah kuantitas dan juga keberlansungan.
Untuk impor listrik, kalau kita lihat dari permasalahan moneter saat ini dimana kenaikan nilai dolar Amerika menjadi masalah karena berdampak pada makro ekonomi. Jadi walaupun kita bisa impor jika terlalu banyak akhirnya mempengaruhi moneter itu berdampak ke ekonomi yang lain.
"Kalau bahan baku PLTBm dari cangkang segala macam itu kan berarti substitusi dalam rangka mengganti substitusi dari impor, kelangsungan lebih baik dari wilayah itu sendiri," jelasnya.
Masalah kualitas (peralatan PLN)
Jadi walaupun dari segi kuantitas mungkin memenuhi tapi dari segi kualitas tidak cukup padahal mungkin jumlahnya memadai. Sebenarnya untuk kebutuhan rumah tangga di Kota Pontianak ini sudah surplus. Tapi untuk industri masih jauh.
Seperti yang diniatkan oleh pak gubernur perlu pemerataan jaringan listrik ke desa di Kalbar yang belum terjangkau. Untuk bisa menjangkau semua desa atau semua konsumen memerlukan tambahan kapasitas dan juga kualitas.
Jadi dengan adanya tambahan pabrik baru tentu akan menambah peluang pemerintah memberikan pelayanan kepada masyarakat baik untuk konsumsi rumah tangga, bisnis, maupun industri lainnya.
"Ke depan semakin hari kebutuhan listrik akan semakin besar dan menentukan dalam kehidupan. Kalau sekarang yang kita lihat buka pintu sudah pakai listrik, buka pagar pakai listrik, turun naik bangunan sudah pakai listrik. Apalagi nanti kalau listrik sudah dipakai untuk transportasi, mobil listrik, motor listrik, mungkin kereta listrik, itu makin banyak kebutuhan listrik yang kita perlukan," terang Ali Nasrun.
Jadi ini dalam rangka menyongsong kebutuhan kedepan dan baik untuk keberlanjutan. Jika gubernur mengatakan 24 persen belum terlayani listrik artinya masih besar. Berarti masih ada seperempat wilayah yang kebutuhan atau permintaan listriknya belum terpenuhi masih besar. Kerjasama PLN dengan pihak swasta harus konsisten. Kesepakatan harga juga harus disanggupi oleh PLN. Tentu PLN ada harga yang sudah diperhitungkan untuk membeli.