Gerhana Bulan Total

Tata Cara Sholat Gerhana, Waktu, Niat Sholat dan 9 Amalan yang Sangat Dianjurkan

Oleh karena itu bagi mereka yang beragama Islam sangatlah disarankan untuk melakukan salat gerhana bulan.

Penulis: Ayu Nadila | Editor: Marlen Sitinjak
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/ DESTRIADI YUNAS JUMASANI
Umat muslim Kota Pontianak menggelar salat gerhana bulan di Masjid Raya Mujahidin Pontianak, Jalan Ahmad Yani, Pontianak, Kalimantan Barat, Rabu (31/1/2018) malam. Gerhana bulan total yang diberi nama Super Blue Blood Moon ini tidak begitu terlihat jelas dari Kota Pontianak karena tertutup awan. TRIBUN PONTIANAK/DESTRIADI YUNAS JUMASANI 

Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Listya Sekar Siwi

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Di 28 Juli 2018 nantinya akan muncul sebuah fenomena alam yakni gerhana bulan.

Indonesia menjadi wilayah yang beruntung di mana gerhana bulan bisa terlihat secara sempurna.

Fase gerhana sebagian mulai pukul 01.24 sampai pukul 05.19 WIB (untuk WITa dan WIT menyesuaikan).

Pada rentang waktu tersebut disunnahkan shalat gerhana bulan.

Baca: GERHANA BULAN - Ini 4 Keunikan dalam Fenomena Gerhana Bulan Total 28 Juli 2018

Fase total terjadi pada pukul 02.30-04.13 WIB, selama 107 menit, terlama di abad ini.

Kepala Balai Pengamatan Antariksa dan Atmosfer, Lapan Pontianak, Muzirwan kepada Tribun mengatakan, pada saat gerhana bulan total, bulan berwarna merah darah sehingga disebut blood-moon.

Di balik fenomena alam gerhana bulan yang akan terjadi, tentu tersimpan kebesaran dari Allah.

Oleh karena itu bagi mereka yang beragama Islam sangatlah disarankan untuk melakukan salat gerhana bulan.

Dikutip dari Wikipedia, Salat dua gerhana atau salat kusufain berarti salat dua gerhana atau salat yang dilakukan saat terjadi gerhana bulan maupun matahari. Salat yang dilakukan saat gerhana bulandisebut dengan salat khusuf; sedangkan saat gerhana matahari disebut dengan salat kusuf.

Hadits yang mendasari dilakukannya salat gerhana ialah:

"Telah terjadi gerhana Matahari pada hari wafatnya Ibrahim putra Rasulullah Shalallahu 'alaihi wa sallam. Berkatalah manusia: Telah terjadi gerhana Matahari karana wafatnya Ibrahim. Maka bersabdalah Rasulullah Shalallahu 'alaihi wa sallam "Bahwasanya Matahari dan bulan adalah dua tanda dari tanda-tanda kebesaran Allah. Allah mempertakutkan hamba-hambaNya dengan keduanya. Matahari gerhana, bukanlah kerana matinya seseorang atau lahirnya. Maka apabila kamu melihat yang demikian, maka hendaklah kamu salat dan berdoa sehingga selesai gerhana." HR. Bukhari & Muslim

Sunnah fi'liyyah

(عن عَائِشَةَ أَنَّ الشَّمْسَ خَسَفَتْ على عَهْدِ رسول اللَّهِ صلى الله عليه وسلم فَبَعَثَ مُنَادِيًا الصَّلاَةَ جَامِعَةً فَتَقَدَّمَ فَصَلَّى أَرْبَعَ رَكَعَاتٍ في رَكْعَتَيْنِ وَأَرْبَعِ سَجَدَاتٍ (رواه البخاري واللفظ له، ومسلم، وأحمد
Dari Aisyah (diriwayatkan) bahwa pernah terjadi gerhana matahari pada masa Rasulullah saw, maka ia lalu menyuruh orang menyerukan “ash-salatu jami‘ah”. Kemudian dia maju, lalu mengerjakan salat empat kali rukuk dalam dua rakaat dan empat kali sujud. HR Bukhari, Muslim dan Ahmad

Sunnah qauliyah

Halaman 1 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved