Tingkat Konsumsi Kalbar Dibawah Angka Kecukupan Gizi, Ini Strategi Pemprov Kalbar
Tingkat konsumsi penduduk Kalimantan Barat Tahun 2017 berada di bawah Angka Kecukupan Gizi (AKG).
Penulis: Jimmi Abraham | Editor: Madrosid
Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Rizky Prabowo Rahino
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Tingkat konsumsi penduduk Kalimantan Barat Tahun 2017 berada di bawah Angka Kecukupan Gizi (AKG).
Untuk konsumsi energi baru mencapai kisaran 1833,33 Kkal/Kap/Hari atau 85,27 persen Angka Kecukupan Energi (AKE).
Sama tak ubahnya Angka Konsumsi Protein penduduk Kalbar baru mencapai 55,60 gram/kap/hari atau 97,54 persen Angka Kecukupan Protein (AKP).
Sementara itu untuk tingkat konsumsi energi semua kabupaten/kota masih berada di bawah AKE.
Baca: Prosedur Menambah Anggota KK
“Hanya tiga kabupaten/kota di Kalbar yang telah melampaui AKP diantaranya Kabupaten Ketapang, Kayong Utara, dan Kota Pontianak. Kabupaten dan kota lainnya berada di bawah AKP,” ungkap Penjabat (Pj) Gubernur Kalimantan Barat Dodi Riyadmadji saat buka Lomba Cipta Menu Beragam, Bergizi Seimbang dan Aman (LCM B2SA) berbasis Sumber Daya Lokal Tingkat Provinsi Kalbar di Balai Pertemuan Bhinneka Karya Abadi Gedung Korpri Pontianak, Kamis (19/7/2018).
Dodi menimpali jika digambarkan melalui Skor PPH Tahun 2017, nilai kualitas keseimbangan pola konsumsi penduduk per kabupaten/kota di Kalbar juga berada di bawah rata-rata Skor PPH Kalbar baru mencapai 79,43.
“Kenyataan itu menyadarkan kita bahwa peran penting pemenuhan gizi jadi penentu pertumbuhan dan masa depan,” katanya.
Terutama pada 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) yang diistilahkan sebagai Golden Ages atau Usia Emas danWindows of Opportunities yang menjadi Penentu Masa Depan Kehidupan. Dodi mengakui diperlukan ketersediaan dan konsumsi pangan beragam, bergizi, seimbang dan aman (B2SA).
Untuk menunjang kemandirian penyediaan, kata Dodi, seyogyanya harus kedepankan pemanfaatan potensi lokal melalui sumber-sumber pangan lokal yang dimiliki oleh masing-masing daerah dengan berbagai kekhasannya masing-masing.
Baca: BREAKING NEWS - Gempa Bumi 5,8 Skala Richter Guncang Malang
“Itu dasar pemerintah mendorong melalui pengembangan program Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan (P2KP) berbasis Sumber Daya Lokal,” imbuhnya.
Strategi yang bisa dikembangkan dan digalakkan bagi masyarakat di semua daerah adalah melalui pemanfaatan pekarangan dengan menjadikannya sebagai Kawasan Rumah Pangan Lestari. Kawasan itu bisa jadi sumber pemenuhan gizi keluarga
“Motivasi agar masyarakat mau mengkonsumsi makanan beragam, bergizi seimbang, dan aman harus dilakukan terus-menerus melalui sosialisasi,” terangnya.
LCM B2SA Berbasis Sumber Daya Lokal merupakan bentuk sosialisasi pemerintah guna dorong daya kreativitas peserta dalam peningkatan pengolahan pangan, cita rasa dan tata hidang, serta dalam pemanfaatan potensi sumber daya lokal.
“Lomba ini juga memberikan daya unik baik bagi semua peserta maupun masyarakat luas untuk mengaplikasikan menu B2SA dalam menu konsumsi sehari-hari,” ujarnya.