Sepekan Tak Diguyur Hujan, BPBD Landak Berencana Bentuk Posko Pencegahan Karhutla
"Belum lagi dari daerah Serimbu Kecamatan Air Besar sampai ke Tengue," terangnya.
Penulis: Alfon Pardosi | Editor: Madrosid
Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Alfon Pardosi
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, LANDAK - Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Landak Banda Kolaga mengakui, Kabupaten Landak saat ini mulai diliputi dengan musim kemarau.
Hal itu dikarenakan sejak sepekan lebih ini wilayah Landak tidak diguyur hujan. Selain itu, sebagaian masyarakat juga mulai membuka lahan untuk ditanami padi mau pun kebun.
"Kita sudah mengecek titik api pada tanggal 14 Juli, dan pada tanggal 14 Juli itu titik api di Kabupaten Landak ini cukup tinggi," ujar Banda kepada wartawan pada Selasa (17/7/2018).
Baca: Upaya Tekan Konflik Semaksimal Mungkin, Ini Langkah FKUB Mempawah
Dikatakannya lagi, sesuai data yang diperoleh dari LAPAN, ada 21 titik api yang ada di Landak. Namun dari 21 titik, pihaknya sudah melakukan pengecekan.
"Ternyata tidak semua 21 titik api itu ada di Landak. Kemudian, hasil cek turun ke lapangan yang kita lakukan belum lama ini, ditemukan sekitar 30an lahan yang sudah ditebas dan siap bakar," katanya.
Lahan itu berada di jalan Mungguk sampai ke Tengon. "Belum lagi dari daerah Serimbu Kecamatan Air Besar sampai ke Tengue," terangnya.
Disampaikannya lagi, pemantauan terakhir pada Minggu (15/7) lalu, ia mengaku wilayah Landak aman dari titik api. Hanya ada satu titik api yang terpantau.
"Namun, pada Senin kemarin, jumlah titik api di Landak kembali naik. Sesuai data LAPAN, ada 19 titik api di Landak. Tapi setelah kita cek, ternyata ada 18 titik api," bebernya
Banda menambahkan, dari 18 titik api itu, paling banyak terdapat di Kecamatan Air Besar. Selain itu ada satu titik di Desa Lamoanak Kecamatan Menjalin dan satu titik di Kecamatan Ngabang atau tepatnya di Semosok.
Baca: Diserahkan ke Jajaran Polda Kalbar, 264 Calon Bawaslu Kabupaten/Kota se-Kalbar akan Jalani Tes CAT
"Di Semosok kita sudah turun bersama aparat gabungan. Dari 18 titik api itu, memang memiliki lahan yang kecil. Ada lahan seluas 0,5 hektare, 1,5 hektare dan satu hektare," jelasnya.
Dikatakan Banda, BPBD Landak bersama Polsek Air Besar dan Koramil Air Besar, bersepakat akan menempati personel yang akan ditempatkan di Sempatung Kecamatan Air Besar.
Direncanakan penempatan personel itu akan dilakukan pada Kamis dan Jumat nanti. "Kita akan membuat posko di Sempatung. Anggota yang kita tempatkan itu bisa juga mengarahkan masyarakat yang akan membakar hutan dan lahan," tuturnya.
Dimana nanti juga akan diberikan pengertian kepada masyarakat. "Kalau pun mau membakar hutan dan lahan, harus diperhatikan betul. Jangan sampai api itu menjalar," tambahnya.
Selain itu, jangan melakukan pembakaran secara bersamaan..Banda mengakui, memang ditemui kesulitan untuk melarang masyarakat membuka lahan dengan cara membakar.
Sebab, masyarakat yang akan membuka lahan itu digunakan untuk berkebun guna memenuhi kebutuhan hidup. Oleh karena itu, harus bersama-sama mengimbau masyarakat yang akan membuka lahan dengan cara membakar.
"Kita imbau masyarakat tersebut supaya memperhatikan sejumlah rambu-rambu saat membakar lahan. Kalau masyarakat ingin membuka lahan dengan cara membakar, tolong dilaporkan kepada tiga pilar yakni, Koramil, Polsek dan Kepala Desa," harapnya.
Sementara itu, jajaran Polres Landak melalui Polsek terus berupaya untuk melakukan pencegahan Karhutla. Melalui Bhabinkamtibmas Desa.
Bahkan sejumlah Polsek di Polres Landak terus mengimbau masyarakat supaya tidak melakukan Karhutla. Seperti yang dilakukan personel Polsek Menyuke.
Mereka mengintensifkan pencegahan Karhutla melalui sejumlah imbauan kepada masyarakat. Imbauan yang dilakukan itu dengan cara membentangkan banner berisikan imbauan Karhutla.
"Kita terus melakukan kegiatan pencegahan dengan mengutamakan kegiatan preemtif ditengah masyarakat yang berkaitan dengan Karhutla," ujar Kapolsek Menyuke Iptu R Dolok Saribu.
Selain membentangkan banner, Polsek Menyuke juga menempelkan pamflet imbauan tidak melakukan Karhutla kepada masyarakat.
Kmbauan yang disampaikan itu untuk menumbuhkan kesadaran masyarakat supaya melawan bersama pembakaran hutan dan lahan.
"Dalam setiap kesempatan, anggota Polsek Menyuke senantiasa mengingatkan warga agar tidak membakar hutan dan lahan dengan berbagai cara," kata Kapolsek.
Salah satunya dengan cara membagikan brosur yang digunakan, sebagai sarana memberikan penyuluhan secara langsung dan melaksanakan patroli dialogis di areal perkebunan warga.
Dirinya bersyukur, masyarakat di Kecamatan Menyuke sudah semakin mengerti tentang bahaya dan larangan membakar hutan serta lahan.
"Hal ini berkat kerjasama yang baik antara Polri dengan tiga pilar Kamtibmas bersama warga," tutupnya (