Selama Dua Hari, Tim Gabungan Padamkan Api di Sejumlah Titik Hotspot di Selakau
Ada pun personil yang melaksanakan pengecekan dan pemadaman titik hotspot, yakni Danramil Selakau, Kapten Inf Gatot.
Penulis: Tito Ramadhani | Editor: Dhita Mutiasari
"Jarak yang bisa dilalui dengan kendaraan roda empat berjarak sekitar 20 Km. Selebihnya bisa dilalui dengan kendaraan roda dua," urainya.
Kemudian, dari Polsek Selakau ke lokasi kebakaran yang kedua sekitar 21 Km. Dengan jarak yang bisa dilalui kendaraan roda empat berjarak 20 Km.
Dari Polsek Selakau ke lokasi kebakaran yang ketiga mencapai 30 Km. Jarak yang bisa dilalui kendaraan roda empat berjarak sekitar 20 Km, sisanya dapat dilalui kendaraan roda dua berjarak 21 Km, dan dilanjutkan dengan berjalan kaki berjarak sekitar 7 Km.
Satu unit mesin Robin yang dibawa dan dipersiapkan untuk pemadaman, tidak bisa digunakan karena dilokasi pemadaman yang pertama. Lantaran selang yang dibawa, hanya sepanjang 200 meter.
"Sedangkan sumber air terdekat sekitar 250 meter, sehingga pemadaman api menggunakan potongan kayu yang dipukulkan ke bara-bara api, kemudian kami menginjak-injak bara api tersebut," ungkap Iptu Ronald.
Selain itu, tidak adanya GPS dan hanya ada telepon seluler namun tanpa ada jaringan.
Sehingga banyak membuang waktu, untuk menuju titik api dari lokasi pertama menuju titik api yang kedua dan ketiga.
Lokasi karhutla yang pertama, kedua dan ketiga, merupakan jalan setapak yang sangat sempit.
Terdapat banyak bekas lubang galian penambangan emas yang sangat dalam, dan telah tertutup semak belukar.
Sehingga pada saat kondisi malam yang sudah gelap, menyulitkan perjalanan ke lokasi.
"Lahan yang terbakar merupakan tanah gambut. Kami melanjutkan pemadaman pada Minggu (15/7). Karena dikhawatirkan api akan membesar. Kondisi karhutlanya, untuk api tidak ada yang membesar, hanya kabut asap tebal di lokasi lahan yang terbakar. Namun sudah berhasil kami padamkan," sambungnya.