Sebelum KM Sinar Bangun Karam, Pemancing Tak Mau Lepas Ikan Mas Raksasa ke Danau Toba

Minggu (17/6/2018) sekitar pukul 16.30, seorang pemancing di Desa Paropo, Tao Silalahi, mendapatkan ikan mas seberat 14 Kg.

Editor: Marlen Sitinjak
KOLASE/TRIBUNPONTIANAK.CO.ID

Sirait yang menyebut diri sebagai Guru Spiritual Danau Toba menuturkan bahwa dirinya percaya penangkapan ikan mas berbuah malapetaka karena dirinya telah menjalankan ritual di Danau Toba.

“Saya percaya karena saya semalam sudah melakukan parsantabian penghormatan ke penghuni dan penjaga Danau Toba, Sitolu sadalanan, yaitu Sibiding Laut, Siboru Pareme, dan Namboru Naiambaton.”

“Semalam pukul 11 di TKP (tempat kejadian) saya sudah sampaikan napuran pitu atup,” ujarnya.

Napuran pitu atup adalah daun sirih tujuh lapis dengan telor ayam kampung tiga buah yang dibarengi dengan pembakaran dupa serta kemenyan. 

Ungkap Keanehan Status Nakhoda KM Sinar Bangun

Perlahan-lahan beberapa fakta tenggelamnya KM Sinar Bangun yang tenggelam pada Senin (18/6/2018) sore, sekitar pukul 17.15 WIB mulai terungkap.

Kapolres Simalungun AKBP Marudut Liberty Panjaitan menuturkan bahwa hingga saat ini, 21 korban telah berhasil ditemukan.

Sebanyak 18 korban berstatus selamat dan 3 meninggal dunia.

Dua korban diantaranya sudah berhasil diidentifikasi.

Serta satu lagi masih ditangani di RSUD Tuan Rondahaim Pematangraya. Hingga kini belum diketahui pasti jumlah penumpang di KM Sinar Bangun

"Ada yang aneh dalam pengungkapan kasus tenggelamnya KM Sinar Bangun. Karena dalam daftar korban yang selamat maupun yang hilang, nama nahkoda tidak ditemukan. Tapi Nahkoda sampai saat ini masih berada di darat," ungkap Marudut di posko pengaduan Pelabuhan Tigaras, Rabu (20/6/2018).

"Sesuai dengan sertifikat kapal, kapal gross tonnya 17. Logikanya kalau 17, hanya bisa menampung 40 penumpang. Sedangkan spesifikasi kapal menurut sertifikat, panjangnya 17 meter, lebar 4 meter dan tingginya 1,5 meter. Pada kenyataannya ini tidak sesuai, karena tinggi kapal mencapai 3 lantai," sambungnya.

Marudut menambahkan bahwa satu kapal untuk kendaraan bermotor diperkirakan sekitar 60, sedangkan sampai saat ini tidak diketahui berapa jumlah korban yang sebenarnya.

"Dari 2 korban meninggal dunia yag berhasil diidentifikasi, positif merupakan penumpang kapal, sedangkan 1 lagi masih diidentifikasi. Harapan kita dia juga memang penumpang yang ikut tenggelam," harapnya.

Terkait nahkoda yang ternyata berada di darat, Marudut mengatakan bahwa saat ini Polres Simalungun masih fokus pada masalah pencarian dan penyebab kecelakaan.

Sumber: Tribun Medan
Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved