Ledakan Bom di Surabaya
Pesan Terselubung Wanita dan Anak-anak yang Terlibat Aksi Bom Bunuh Diri
Dari rekaman CCTV tampak seorang pelaku mengendarai sepeda motor memboncengkan seorang wanita dan seorang anak perempuan.
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Aksi Pemboman yang terjadi berturut-turut dalam waktu 24 jam menggegerkan masyarakat Indonesia, Minggu (13/5/2018).
Ledakan terjadi di tiga gereja di Surabaya, yakni Gereja Santa Maria Tak Bercela di Jalan Ngagel Madya, Gereja Kristen Indonesia (GKI) di Jalan Diponegoro, dan Gereja Pantekosta Pusat di Jalan Arjuna.
Pelaku pengemboman di tiga gereja yang ada di Surabaya, Jawa Timur adalah berasal dari satu keluarga.
Dalam aksi pemboman tersebut melibatkan seorang wanita dan empat orang anak.
Selang beberapa saat, ledakan bom terjadi di sebuah rusun di Sidoarjo.
Baca: Terungkap, Keanehan Terduga Pelaku Bom Bunuh Diri di Surabaya
Sama halnya seperti di Surabaya, ledakan di Sidoarjo juga dilakukan oleh satu keluarga.
Seorang terosis bernama Anton beserta istri dan seroang anaknya tewas di lokasi kejadian.
Namun tiga anak pelaku yang lain selamat dan telah dievakuasi ke rumah sakit.
Terbaru, ledakan bom kembali terjadi di di Jawa Timur.
Bom meledak di Polrestabes Surabaya pada Senin, (14/5/2018) pagi.
Dari rekaman CCTV tampak seorang pelaku mengendarai sepeda motor memboncengkan seorang wanita dan seorang anak perempuan.
Baca: 5 Aksi Bom Bunuh Diri yang Pernah Terjadi di Indonesia, Nomor 1 Tewaskan 202 Orang
Dilansir dari Banjarmasinpost, belakangan diketahui aksi pelaku bom yang melibatkan wanita dan anak anak memiliki tujuan khusus.
Hal tersebut diungkapkan Sofyan Tsauri, mantan teroris yang mengungkapkan aksi teroris ini baru di Indonesia.
Aksi teroris dengan melibatkan wanita dan anak-anak sudah biasa terjadi di Georgia utara, Irak, Iran.
Pelaku adalah janda-janda yang suaminya terbunuh, bahkan ada yang jadi otak penyerangan.