Ledakan Bom di Surabaya

Aman Abdurrahman, Dijuluki Bos ISIS Indonesia! Jejak Kasusnya Bikin Ngeri

Aman Abdurrahman didakwa menggerakkan orang untuk melakukan berbagai aksi terorisme, termasuk bom Thamrin dan Samarinda.

Editor: Marlen Sitinjak
Montase dari Kompas.com
Aman Abdurrahman, dikenal sebagai pimpinan ISIS di Indonesia. 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, JAKARTA - Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian mengatakan, bom Surabaya tidak hanya terkait aksi teror ISIS tingkat global, tapi juga pembalasan atas peristiwa yang terjadi di tingkat nasional.

Menurut Tito, aksi teror di Surabaya dan Sidoarjo ini merupakan balasan atas penangkapan pimpinan Jamaah Ansharut Tauhid (JAT) dan Jamaah Ansharut Daulah (JAD), kelompok yang terafiliasi ISIS di Indonesia, yaitu Aman Abdurrahman.

Baca: Innalillahi Wainna Ilaihi Rojiun, Bupati Sekaligus Budayawan Enthus Susmono Meninggal

Baca: Jadwal Puasa 2018 - Muhammadiyah dan NU Kemungkinan Bersamaan, Kamis 17 Mei

"Saya sampaikan, diduga pembalasan kelompok JAD karena pimpinannya, Aman Abdurrahman pada Agustus lalu tak dibebaskan," kata Tito Karnavian di Mapolda Jawa Timur, Surabaya, Senin (14/5/2018).

Tito menjelaskan, Aman Abdurrahman sedianya bebas pada Agustus 2017 silam.

Saat itu, Aman telah menjalani hukuman atas dakwaan menggelar pelatihan teror di Aceh sejak 2009.

Namun, Aman Abdurrahman kemudian ditahan kembali atas tuduhan terlibat pendanaan aksi teror di Jalan MH Thamrin, Jakarta yang terjadi pada awal 2016.

"Divonis, seharusnya keluar Agustus (2017), tapi ditangkap kembali," ucap Tito.

Baca: Yusuf Fadhil, Bocah Pelaku Bom Bunuh Diri Bersama Keluarga! Suka Game Online

Baca: Densus 88 Tangkap 13 Terduga Teroris di Surabaya dan Sidoarjo, 4 Tewas Ditembak

Setelah itu, kepemimpinan diserahkan dari Aman ke pimpinan JAD Jatim bernama Zainal Anshori. Akan tetapi, tak lama setelah kepemimpinan diserahkan, polisi menangkap Zainal.

"Yang bersangkutan (Zainal) kemudian ditangkap lagi, lima-enam bulan lalu, dalam kaitan pendanaan untuk memasukkan senjata api dari Filipina selatan ke Indonesia," kata Tito.

Menurut Tito, dua penangkapan itu membuat kelompok JAT dan JAD meradang. Aksi teror pun direncanakan, termasuk kerusuhan di Mako Brimob yang dilakukan narapidana teroris pekan lalu, juga teror bom di Surabaya dan Sidoarjo.

"Mereka memanas dan ingin melakukan pembalasan. Jadi kerusuhan Mako Brimob tak sekadar makanan yang tak boleh masuk, tapi dinamika internasional dan uoaya kekerasan untuk pembalasan," kata Tito.

Sementara itu, peneliti dari Pusat Kajian Terorisme dan Konflik Sosial Universitas Indonesia Solahudin saat hadir sebagai saksi ahli dalam persidangan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Selasa (17/4/2018), menyatakan bahwa Aman Abdurrahman merupakan seorang ideolog yang penting.

"Terdakwa adalah salah seorang ideolog terpenting kalau kita bicara tentang ISIS Indonesia. Sebagai ideolog, maka dia menjadi sumber rujukan dari berbagai tindakan perbuatan kelompok-kelompok teror, terutama yang berafiliasi dengan ISIS," ujar Solahudin.

Menurut Solahudin, berdasarkan hasil penelitiannya, ada beberapa alasan yang membuat Aman menjadi rujukan.

Pertama, Aman dikenal sebagai orang yang memiliki komitmen ideologi yang sangat tinggi di kalangan kelompok ekstremis. Dia juga sangat kukuh memegang keyakinannya.

Baca: Datang ke Pesta Sekolah Diantar dengan Peti Mati, Alasan Gadis Ini Bikin Tercengang

Selain itu, kelompoknya menganggap Aman memiliki pengetahuan agama yang mumpuni, karena lulus dengan predikat cum laude dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Islam dan Arab (LIPIA) Jakarta.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved