Rutan Mako Brimob Rusuh
4 Kesadisan Napi Terorisme saat Peristiwa di Mako Brimob, Tojok Gigi hingga Sandera Bayi Usia 4 Hari
Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen M Iqbal menjelaskan bahwa total korban yang tewas sebanyak enam orang
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, DEPOK - Lima orang polisi gugur dalam kerusuhan di Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok.
Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen M Iqbal menjelaskan bahwa total korban yang tewas sebanyak enam orang.
Lima dari anggota polisi, satu orang merupakan narapidana.
"Kami sampaikan bahwa kejadian insiden ini memakan korban jiwa. Ada lima rekan kami dan satu dari mereka (narapidana terorisme) terpaksa kami lakukan upaya kepolisian karena melawan dan mengambil senjata petugas," ujar Iqbal saat memberikan keterangan pada awal media yang meliput tak jauh dari gerbang Mako Brimob, Rabu (9/5/2018)seperti dikutip dariKompas.com.
Saat ini, kata Iqbal, enam jenazah sudah di bawa ke RS Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur.
"Rekan kami yang gugur saat ini sudah di RS Polri Kramat Jati," kata Iqbal.
Baca: Ini Rentetan Kronologi Kerusuhan di Mako Brimob Kelapa Dua
Luka yang terdapat pada tubuh para korban terbilang sadis.
Beginilah kekejian dari napi teroris terhadap polisi yang tewas dan mengalami luka :
1. Luka senjata di tubuh lima jasad polisi
Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Pol Mohammad Iqbal mengatakan mayoritas mengalami luka dalam di bagian leher akibat senjata tajam.
Meski begitu, Iqbal menyebut ada pula yang mengalami luka tembak di kepala.
"Dari lima rekan-rekan yang gugur, mayoritas luka akibat senjata tajam di leher. Dan luka itu sangat dalam. Ada juga satu orang luka di kepala akibat tembakan," ujar Iqbal di Mako Brimob, Depok, Jawa Barat, Rabu (9/5/2018).
Baca: Keluarga Pastikan Kondisi Ahok Terkini Usai Rusuh di Mako Brimob
Luka akibat senjata tajam itu nampak di sekujur tubuh para korban tewas.
Mulai dari paha, lengan, hingga sayatan di jari.
Iqbal juga menemukan adanya luka di dada bagian kanan.
"Silakan rekan-rekan media menyimpulkan apakah ini perbuatan manusiawi atau tidak. Tapi kami hormati rule of law, proses negosiasi yang kami kedepankan," jelas dia.
2. Polwan Kehilangan Gigi
Akun Instagram @krishnamurti_91 mengunggah foto dari Polwan Iptu Sulastri.
Iptu Sulastri merupakan satu dari sejumlah polisi yang disandra napi terorisme.
Baca: Polwan Asal Kalbar Korban Penyanderaan di Mako Brimob, Perlakuan Napi Teroris Begitu Keji
Baca: Polwan Asal Kalbar Lolos dari Sandra Napi Teroris di Mako Brimob, Begini Kondisinya Terkini
Menurut keterangan yang ditulis akun Kombes Krishna Murti tersebut, iptu Sulastri mengalami luka parah pada bagian mulut.

"Polisi penyidik dilatih untuk bermental humanis.
Para napi teroris bermental membunuh.. ..
Lihat perilaku mereka thd Iptu Polwan Sulastri giginya habis dihajar para teroris laki2...
Apakah mereka tau kalau beliau adalah perempuan..???#kamibersamapolri #kmupdates"
3. Kondisi sandera terakhir
Melansir Tribunnews.com, Kepala Divisi Humas Mabes Polri Irjen Setyo Wasisto mengatakan, polisi bernama Brigadir Polisi Iwan Sarjana tersebut dibebaskan melalui proses negosiasi sekitar pukul 00.00 WIB.
"Sandera bernama Brigadir Iwan Sarjana sudah berhasil untuk dibebaskan dalam keadaan hidup. Kondisinya luka-luka, luka-luka lebam di muka dan di beberapa bagian tubuhnya," kata Setyo dalam jumpa pers di kompleks Mako Brimob, Kamis (10/5/2018) dini hari.
Baca: Tragedi Mako Brimob, Mardani Ali Sera Tuding Akibat Lemahnya Kepemimpinan
Setyo menyebutkan, saat ini Iwan tengah dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara Polri, Kramatjati.
Irwan merupakan anggota Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Densus 88 yang disandera dalam kerusuhan narapidana terorisme di Mako Brimob yang terjadi pada Selasa (8/5/2018) malam.
4. Bayi juga jadi sandera
Di dalam tiga blok tahanan yang dikuasai narapidana, ada seorang tahanan wanita bersama bayinya yang masih berusia beberapa hari.
"Tim negosiator masih bekerja, secara kemanusiaaan napi perempuan tersebut akan dipindahkan dan diminta untuk keluar," kata Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Pol Setyo Wasisto di Markas Polisi Satwa, Cimanggis, Depok, Kamis (10/5/2018).
Setyo mengatakan, tim negosiator sedang bekerja untuk memindahkan wanita tersebut bersama bayinya yang baru lahir beberapa hari yang lalu.
Namun, jika narapidana perempuan tersebut menolak untuk dipindahkan keluar, Setyo mengatakan tidak bisa memaksa wanita tersebut.
"Bayinya itu lahir di Rumah Sakit, namun dirawat di Rumah Tahanan karena ibunya seorang tahanan," kata Setyo. (*)
* Artikel ini telah tayang di Tribunwow.com dengan judul 4 Kesadisan Napi Terorisme Pada Polisi di Mako Brimob, Bayi Usia 4 Hari Juga Jadi Sandera