Pilgub Kalbar

Cerita Karolin Kunjungi Tribun Pontianak, Dari Perdebatan Dengan Suami Hingga Beasiswa Dokter Jiwa

Saya sebenarnya sejak DPR RI sampai dengan menjadi Bupati, tentu media sebagai patner untuk mensosialisikan program dan kinerja dilapangan

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/ DESTRIADI YUNAS JUMASANI
Calon Gubernur Kalimantan Barat Karolin Margret Natasa (batik merah) berbincang bersama Pimpinan Perusahaan Tribun Pontianak Julia Lorains (baju putih hitam), Kordinator Liputan Iin Sholihin (kemeja putih) dan Manager Online Hasyim Ashari saat kunjungan ke Kantor Tribun Pontianak, Jalan Sui Raya Dalam, Kubu Raya, Kalimantan Barat, Senin (16/4/2018). Kunjungan Karolin ini dalam rangka mengunjungi sejumlah media massa lokal di Kalimantan Barat. TRIBUN PONTIANAK/DESTRIADI YUNAS JUMASANI 

Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Ridho Panji Pradana

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Mengawali bercengkrama dengan jajaran Tribun Pontianak, Karolin bercerita mengenai penanganan anaknya ketika sakit.

Ia pun mengatakan terkadang bertengkar dengan suaminya mengenai dosis karena memang latar belakang sesama dokter, dan untuk anaknya ia pun menuturkan sudah membuat catatan analisis sakit anaknya ketika dibawa ke rumah sakit.

Baca: Foto-foto Kunjungan Calon Gubernur Kalbar Karolin Margret Natasa ke Tribun Pontianak

Saya sebenarnya sejak DPR RI sampai dengan menjadi Bupati, tentu media sebagai patner untuk mensosialisikan program dan kinerja dilapangan serta mendapat feedback apa yang beredar dan terjadi dimasyarakat menjadi catatan, serta acuan bagi kami dalam mengambil tindakan.

Baca: Jadi Gubernur-Wagub Kalbar, Karolin-Gidot Jamin Pontianak Lebih Tertib

"Yang jelas menghadapi pesta demokrasi, pilkada kami berharap teman media menjadi informasi terpecaya serta agar bisa bersama-sama memerangi dan menghambat peredaran hoax, menciptakan situasi tenang dan kondusif dalam masyarakat," katanya, Senin (16/04/2018).

Dan yang paling berat bagi paslon dan media, menurutnya adalah mengedukasi kepada masyarakat agar dewasa dalam pesta demokrasi serta dapat berjalan aman dan damai.

"Saya sangat terbuka dengan teman pers, kami juga berharap apa yang kami kerjakan dilapangan dapat respon positif oleh masyarakat yang satu diantara saluranya adalah media," tuturnya.

Cagub nomor urut 2 ini menuturkan, yang menjadi perhatian adalah mengenai peraturan baru kampanye, terkait pembatasan pemberitaan dengan dalih keadilan dan berimbangnya informasi karena dari paslon yang melek media seperti dirinya merasa dirugikan.

Menurutnya kedepan harus ada evaluasi bersama, pihaknya melalui jalur kepartaian akan mendorong terus karena kebijakan dari rekan di Komisi II dan pemerintah justru mengkebiri teman media dan paslon yang berkomunikasi lebih intens.

"Jangan karena orang malas mengekpos dirinya dimedia, kita mendapat imbasnya," beber Karol.

Ia pun meyakini akan ada revisi UU Pilkada terkait dengan hal tersebut, kedepan rekan pers juga didorong untuk berkoordinasi.

Dikatakannya, media sarana yang tepat untuk berliterasi, berdialog lebih lanjut, serta partisipatif, sehingga sebuah sarana yang bisa dipertanggungjawabkan adalah media.

"Mudah-mudahkan kedepan bisa dikomunikasikan dengan DPR dan Kemendagri. Karena sebagai paslon juga merasakan dampak dari regulasi," katanya.

Saat ditawari untuk ngopi, Karolin membahas peluang usaha Kopi yang ada di Kayong Utara.

Menurutnya, Kopi di Kayong Utara enak. Kedepan jika terpilih kata dia, ia akan mengecek dan mengembangkan usaha Kopi Kayong Utara.

Seperti pengembangan jagung yang sukses di Bengkayang, karena berbatasan dengan Landak yang dipimpinnya, ia pun menuturkan meniru pengembangan jagung walaupun masih terkendala beberapa hal.

Kedepan, kata dia, jika terpilih programnya adalah mengembangkan potensi ekonomi seperti kopi, akan diperhitungkan mengenai wilayah, dan jumlah produksi dan harganya agar berdaya saing serta terdepan.

Selain itu juga akan disinergikan dengan program yang ada di pemdes dan pemerintah pusat dalam hal ini kementrian. Program sebenarnya sudah banyak dan bagus hanya tinggal bagaimana pelaksanaan seperti apa.

Lalu mengenai vaksin difteri, walaupun banyak perdebatan, kata Karol, ia bersama suami sudah memutuskan jika telah putuskan WHO aman maka akan digunakan.

Kesehatan sangat berpengaruh dengan beberapa faktor diantaranya adalah pendidikan dan ekonomi. Selain itu keterisolasian daerah berpengaruh pada kesehatan karena pendidikan dan pelayanan kurang, infrastruktur juga menjadi penting.

Kemudian mengenai kondisi RS Jiwa yang didalamnya seorang psikiater menangani ratusan orang, menurutnya penatalaksanaanya kompleks, sedangkan penerimaan dokter tidak ada. Maka dari itu akan diadakan beasiswa untuk Dokter Jiwa. 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved