Jumat Agung, Kupas Tentang Kematian Wujud Konkrit Pengorbanan Agung Allah

Kematian Yesus Kritus menjadi bukti pengorbanan agung Tuhan kepada umat manusia.

TRIBUPONTIANAK.CO.ID/RIDHO PANJI PRADANA
Umat Katolik mencium salib dalam perayaan misa Jumat Agung di Gereja Katolik Paroki Santo Frasnsiskus Asisi, Jalan Diponegoro, Jumat (30/3/2018). 

Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Ridhoino Kristo Sebastianus Melano

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, SINGKAWANG - Ratusan Umat Katolik mengikuti misa Jumat Agung di Gereja Katolik Paroki Santo Frasnsiskus Asisi, Jalan Diponegoro, Jumat (30/3/2018).

Kisah sengsara Yesus mewarnai misa yang dilakukan sebelum khotbah diberikan pastor.

Dalam khotbahnya, Pastor Paroki, Stepanus Gatot Purtomo, Ofm Cap mengatakan, dalam pandangan umum, kematian dianggap sial.

Tidak boleh dibicarakan karena alergi dan tabu. Padahal setiap umat selalu diminta untuk berdoa pada orang yang sakit agar diberi kesembuhan.

Baca: Kapolsek Sungai Kakap dan Pontianak Kota Dimutasi, Berikut Nama Penggantinya

Supaya Tuhan membuat mukjizat. Biasanya umat memohon yang terbaik, karena tidak berani berdoa supaya orang itu segera dipanggil.

"Ini bukti bahwa kita alergi terhadap kematian dan sesuatu yang berkaitan dengan itu," katanya.

Sore ini dalam misa umat membicarakan kematian dan menyanyikan dengan meriah, tetapi tidak takut.

Kematian Yesus Kritus menjadi bukti pengorbanan agung Tuhan kepada umat manusia.

Dihadapan peristiwa ini, umat hanya bisa bungkam. Tidak bisa berkata sepatah kata pun.

Tetapi semua berterimakasih bahwa Tuhan mengasihi. Semua berharga di mata Tuhan. Hingga Dia mengorbankan nyawa-Nya.

Baca: Lorenzo Tak Mau Pusingkan Masa Depannya di Ducati

"Kematian wujud konkrit pengurbanan Agung Allah kepada kita," tuturnya.

Hal ini merupakan undangan bagi semua umat untuk berani berkurban dan berjuang.

Usai khotbah dari pastor, umat melakukan penghormatan kepada Yesus.

Satu persatu umat berbaris tertib dan rapi mencium salib Yesus yang telah disiapkan oleh petugas misa pendamping pastor yang disebut Misdinar.

Rangkaian berikutnya memasuki persembahan dan sakramen ekaristi. Umat menerima hosti untuk memperteguh imannya.

Sakramen ekaristi menjadi rangkaian akhir yang dilakukan, sebelum pastor menutup misa dengan memberikan berkat dan perutusan kepada umat.

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved