Kisah Zaini Misrin - Bekas Sopir Angkot, TKI dan Berakhir Hukum Penggal di Arab Saudi
Meski telah diputus bersalah, Zaini tetap ngotot tidak mengakui pembunuhan terhadap majikannya, Abdullah bin Umar.
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Hingga eksekusi mati 'secara paksa' merenggut nyawanya, Mochammad Zaini Misrin (47), TKI Arab Saudi asal Desa Kebun, Kamal, Bangkalan itu kukuh bahwa ia tak bersalah.
Ayah dua anak itu dieksekusi, Minggu (19/3/2018) pukul 11.00 waktu Arab Saudi.
Baca: Jangan Lakukan 15 Perbuatan Ini di Arab Saudi, Konsekuensinya Dipenggal
Kasus Zaini menambah daftar eksekusi mati tanpa pemberitahuan resmi yang dilakukan Pemerintah Arab Saudi terhadap tenaga kerja Indonesia (TKI).
Dalam 10 tahun terakhir, Pemerintah Arab Saudi tercatat lima kali melakukan eksekusi mati terhadap TKI tanpa pemberitahuan resmi kepada Indonesia menilik data yang dipaparkan Direktur Eksekutif Migrant Care, Anis Hidayah.
Lima TKI yang dieksekusi tanpa pemberitahuan resmi itu, yakni Yanti Irianti, Ruyati, Siti Zaenab, Karni, dan terakhir Zaini Misrin.
Dalam kasus Zaini, Anis Hidayah menilai, sejak awal pemerintah sudah salah karena tidak melakukan pendampingan hukum sehingga vonis mati dijatuhkan.
Baca: Protes Hukuman Pancung TKI Muhammad Zaini Misrin, Pemerintah Indonesia Panggil Dubes Arab Saudi
Karena tidak ada pendampingan, sulit untuk membela Zaini dalam proses hukum berikutnya, nilai Anis.
Sementara itu banyak kejanggalan yang ditemukan dalam eksekusi mati Zaini.
Berikut di antaranya:
1. Tak Akui Membunuh
Meski telah diputus bersalah, Zaini tetap ngotot tidak mengakui pembunuhan terhadap majikannya, Abdullah bin Umar.
Direktur Perlindungan WNI Kementrian Luar Negeri (Kemenlu), Lalu Moh Iqbal, mengungkapkan Zaini tidak mungkin tega membunuh Abdullah bin Umar.
Itu lantaran hubungan antara Zaini dan majikannya sangat baik.