Bupati Sambas Ajak Generasi Muda Mau Berprofesi Sebagai Petani
"Kita harus semangat bercocok tanam dan berkebun, Sebab sebentar lagi akan di buka terminal ekspor impor di Kecamatan Sajingan," jelasnya.
Penulis: Tito Ramadhani | Editor: Dhita Mutiasari
Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Tito Ramadhani
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, SAMBAS - Bupati Sambas, Atbah Romin Suhaili mengungkapkan, menjadi anak petani merupakan suatu kebanggaan, sebab petani merupakan satu di antara profesi yang sangat mulia.
"Kita harus bangga mempunyai orangtua petani, karena ini merupakan pekerjaan yang sangat mulia. Saya juga merupakan anak seorang petani," ujar Bupati Sambas, Atbah Romin Suhaili.
Baca: Atbah Janjikan Ini Kepada Guru Honorer Non Kategori di Sambas
Hal tersebut disampaikannya, saat memberikan sambutan pada acara panen raya kelompok tani Dare Nandung di Kecamatan Semparuk, Rabu (14/3/2018).
Tak hanya Atbah, panen raya tersebut juga dihadiri Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Sambas dan Camat Semparuk, disaksikan warga masyarakat Kecamatan Semparuk.
Baca: Lantamal XII Pontianak Sambut Baik Lomba Menu Gemar Ikan
Atbah mengharapkan petani selalu bersemangat, dalam mengelola pertaniannya.
Karena kedepan, menurutnya hasil panen padi di Kabupaten Sambas, sudah bisa diusahakan untuk diekspor ke Malaysia.
"Kita harus semangat bercocok tanam dan berkebun, Sebab sebentar lagi akan di buka terminal ekspor impor di Kecamatan Sajingan," jelasnya.
Lanjut Atbah, tentu harapanya melalui hasil pertanian dan perkebunan yang diekspor, bisa membantu meningkatkan perekonomian masyarakat, khususnya petani di Kabupaten Sambas.
"Kita sangat menginginkan semua hasil dari pertanian dan perkebunan masyarakat Kabupaten Sambas, bisa dijual untuk menunjang perekonomian keluarga," harapnya.
Atbah menjelaskan, Kabupaten Sambas merupakan daerah yang sangat kaya dalam bidang pertanian.
Banyak hasil pertanian unggulan Kabupaten Sambas, yang bisa dijadikan komoditas pangsa pasar global.
"Beberapa hasil pertanian yang bisa dijual adalah seperti padi, lada, jeruk, buah naga, petai dan apapun yang kita tanam di kebun, bisa menghasilkan uang. Sehingga dapat menunjang penghasilan keluarga, saya harapkan jangan sampai ada lahan tidur atau tidak digarap," ujar Atbah.
Bupati Sambas mengungkapkan, setiap tahunnya jumlah petani di Kabupaten Sambas terus berkurang.
Hal ini terlihat, dari usia kebanyakan petani yang masih produktif, berusia 45 tahun ke atas.
Sehingga ia menduga, hal ini dapat disebabkan oleh pola pikir yang salah.
"Saya berharap ke depannya, kita harus tetap bangga dan selalu semangat untuk menjadi petani. Kita juga meski menggalakan petani muda, untuk masa depan pertanian Kabupaten Sambas, agar kabupaten yang kita cintai ini, bisa makmur,"tegasnya.
Atbah berpesan, hasil dari pertanian yang diraih, tidak lupa untuk dikeluarkan zakatnya.
Karena menurutnya, di dalam harta, termasuk hasil pertanian, masih ada hak orang lain.
"Pesan saya, kalau kita bertani lalu hasilnya banyak jangan lupa untuk berzakat, karena zakat adalah hak orang lain, bukan milik kita, jika tidak kita keluarkan, tidak kita zakatkan, maka harta kita tidak berkah," ujarnya.
Atbah menambahkan, pemerintah akan terus menggalakkan upaya peningkatan produksi, dan mutu tanaman pangan di Kabupaten Sambas, yakni tanaman padi, jagung dan kedelai.