Akun Instagram Ustaz Abdul Somad Kena 'Suspend', Apa Masalahnya?

Adalah akun @indonesiabertauhidid yang memposting kabar bahwa akun Ustaz Abdul Somad tidak bisa diakses sejak malam.

Editor: Nasaruddin
Instagram
Ustaz Abdul Somad 

Selain karya sendiri, H. Abdul Somad, juga menerjemahkan sejumlah buku dari bahasa Arab ke dalam bahasa Indonesia.

Ia melaksanakan pengajian demi pengajian sebelum dikenal oleh umat Islam Nusantara.

Capaiannya luar biasa, dipahami banyak jemaah yang berada langsung di hadapannya di masjid dan majelis, tetapi juga menembus dinding masa, waktu dan tempat.

Tidak hanya populer di kalangan umat Islam tetapi juga disukai non muslim.

Ia mampu menggunakan teknologi informasi dengan sebaik-baiknya di tengah kegandrungan generasi kini terhadap alam tersebut.

Ia menguak wilayah pinggir dan tampil di tengah gelanggang dengan takzim.

Tausyiah Ustadz Abdul Somad disukai antara lain karena lengkap, beragam, moderat, dan kontekstual.

Hal yang dilakukannya intinya adalah menjaga izzah dan ghirah Islam, kemuliaan, kehormatan, kekuatan Islam, semangat kemelayuan melalui syiar Islam, dan sebaliknya memberikan semangat keislaman melalui kemelayuan.

Namanya merebak melintasi Riau dengan berbagai predikat positif.

Dalam sosok Ustadz Abdul Somad bergabung diri berbagai ulama maupun mubaligh yang ada di Indonesia; berwatak keras, bersuara lantang, ucapannya tegas dan wawasan keislamannya luas karena penguasaan sumber kitab-kitab klasiknya yang lengkap. Ini memang tidak mudah, karena memerlukan ingatan yang luar biasa.

Dalam penjelasan itu Ustadz Abdul Somad menjawab langsung, hampir tanpa jeda. Selanjutnya, posisi Ustadz Abdul Somad menjadi terang benderang bagi umat Islam dan masyarakat Melayu, bahwa ia di pihak luar dianggap sebagai titik kumpul (rallying point) umat.

Sebagai dosen, ustadz berada dalam lingkungan yang baik untuk mengembangkan wawasan. Ini terlihat dari kemampuan merujuk dan mengutip isi kitab, lengkap dengan silsilah kitab, orang, dan bahkan rantai guru-murid, dengan latar belakangnya.

Sementara itu, penjelasannya selalu mengunakan langgam Melayu. Memang enak di telinga dan nyaman di hati, apalagi jika ditingkahi dengan pantun dan syair. Hal ini karakter umum yang dimiliki oleh orang Melayu khasnya Riau.

Dalam banyak ceramahnya ia dinilai memiliki nuansa sastra, ada rima dan metafora, karena begitulah akar sastra Melayu dari Arab Parsi.

Suara Abdul Somad yang tidak hanya lantang dan fasih dalam bahasa Arab, tetapi juga merdu menjadikan tausiahnya mewujud sebagai semacam seni pertunjukan, apalagi saat ia mendendangkan syair dan zikir.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved