Liputan Khusus
Kisah Jemaah Sambas Gagal Berangkat Umrah, Rela Sisihkan Tabungan Pensiun
Pensiunan penjaga sekolah dasar ini menggunakan uang tabungan pensiun untuk dapat mendapatkan dua paket umroh di PT SBL.
Penulis: Tito Ramadhani | Editor: Dhita Mutiasari
"Saya ingin pergi umroh, karena ingin membersihkan kehidupan sepanjang hayat saya. Bertamu ke rumah Allah SWT, agar kehidupan selanjutnya bisa tenang. Saya memilih umroh karena antrian haji reguler sudah cukup panjang di Kabupaten Sambas ini, kalau tidak salah sekarang sudah sampai 2029," sambungnya.
Satu di antara calon jemaah umroh asal Kabupaten Sambas, Muzani (58) membenarkan gagalnya berangkat 54 calon jemaah umroh asal Kabupaten Sambas yang menggunakan jasa travel PT Solusi Balad Lumampah (SBL).
"Seharusnya berangkat itu kan tanggal 29 Januari 2018. Dalam kesepakatan pendaftaran kemarin, tanggal itu berangkat dari Kabupaten Sambas, tapi kami berangkat sesuai jadwal PT SBL itu tanggal 30 Januari 2018. Itu sudah disepakati, tahu-tahu sampai latihan manasik tanggal 7 Januari 2018, ada jamaah yang bertanya. Bu Nana bilang, Pak dengan berat hati saya menyampaikan ini ada pergeseran," ungkapnya saat ditemui di kediaman Siarli Kumbri (58),
RT 012/ RW 006, Dusun Dare Nandung, Desa Sempalai Sebedang, Kecamatan Sebawi, Senin (19/2/2018).
Lanjut Muzani, pergeseran itu menurut pengurusnya bernama Chaswa Ala Subhana atau yang dipanggilnya Nana, lantaran jamaah yang seharusnya berangkat bulan Desember 2017 harus diberangkatkan tanggal 15 Januari 2018.
"Jadi katanya, kami bisa diberangkatkan sekitar pertengahan Februari 2018, tanggal 15. Kami bilang Ok kalau begitu, tidak masalah. Dan memang pada tanggal 1 Februari kemarin, ada yang berangkat dari Bandung. Padahal setelah bosnya ditangkap polisi, itu ada saya lihat beritanya di tv," jelasnya.
Sehingga Muzani menduga, calon jemaah yang berangkat tersebut besar kemungkinan calon jamaah yang sudah terdaftar terlebih dulu, sebelum rombongan asal Kabupaten Sambas mendaftar.
Belum adanya kepastian keberangkatan, membuat Muzani mulai bertanya-tanya. Ini lantaran ia dan istrinya Suharti (57) sudah melunasi uang 2 paket umroh sebesar Rp 50 juta.
"Bu Nana menulis di grup WA, katanya jadi bapak-bapak, ibu-ibu jamaah yang mau berangkat, dapat melalui dana talangan dengan dana Rp 15 juta, tranfer ke rekening saya, karena saya di Jakarta. Itu bukan dana talangan, bahasanya saja dana talangan, tapi calon jamaah nambah lagi Rp 15 juta, itu dari pribadi calon jamaah lagi. Mungkin maksudnya yang nalangin itu jamaah," sambungnya.