Profile

Jurnalis Adalah Pekerjaan Mulia

Menulis adalah bekerja untuk keabadian, seperti itulah Umi Tartilawati memiliki kesan tersendiri pada profesi jurnalis.

Penulis: Muzammilul Abrori | Editor: Rizky Zulham
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/ISTIMEWA
Reporter Mimbar Untan, Umi Tartilawati 

Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Claudia Liberani

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Seperti kata Pramoedya Ananta Toer, menulis adalah bekerja untuk keabadian, seperti itulah Umi Tartilawati memiliki kesan tersendiri pada profesi jurnalis.

Mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Prodi Pendidikan Sejarah Universitas Tanjungpura ini merupakan reporter di Mimbar Untan, lembaga pers mahasiswa di Universitas Tanjungpura.

Gadis kelahiran Pontianak 23 Juni 1997 ini juga merupakan pimpinan redaksi mimbar untan.com merangkap staff divisi penerbitan.

Dia menuturkan alasannya menjadi jurnalis karena baginya menjadi jurnalis itu adalah pekerjaan yang mulia.

"Setiap hari memberikan informasi yang dibutuhkan masyarakat. Jadi jurnalis itu kita dilatih dan berusaha untuk tidak memihak serta menulis sejujur-jujurnya," katanya, Jumat (9/2/2018).

Dengan menjadi jurnalis juga diungkapkannya jika seseorang dapat menyampaikan aspirasi masyarakat yang tidak tersampaikan atau belum didengar oleh petinggi daerah maupun negara. Terlebih menjadi jurnalis mahasiswa, ada banyak tantangan dihadapi.

"Ternyata permasalahannya banyak, dan itu jadi tantangan sendiri, bagaimana kita bisa membantu rekan seperjuangan kita (mahasiswa) untuk menyalurkan pendapatnya," ungkapnya.

Menurutnya tidak semua orang bisa melakoni pekerjaan ini, meski memiliki tantangan yang tidak mudah, menurutnya menjadi jurnalis mahasiswa tetap menyenangkan karena bisa selalu up date, tidak ketinggalan informasi dan ibaratkan detektif, selalu mencari informasi.

Selama menjadi jurnalis mahasiswa, banyak hal berkesan yang dilaluinya. Seperti saat judul headline yang dia dan teman-temannya buat menyinggung pihak rektorat sehingga mereka harus dipanggil bahkan dicari hingga ke sekretariat.

Meski sempat mengalami pertemuan yang alot dengan pihak rektorat hingga mereka diancam akan dipenjarakan bahkan UKM akan dibekukan, ternyata itu hanya gertakan.

"Sampai sekarang Alhamdulillah, sepanjang 2017 dan awal 2018 nama saya belum ada di catatan kriminal dan saya dan rekan-rekan masih aman," katanya sambil berseloroh.

Gadis yang mengaku baru menyenangi sastra baca sejak dua tahun lalu ini mengaku jika menjadi jurnalis mahasiswa ibarat melatih mental karena terbiasa menerima intimidasi non fisik.

Kesukaannya menulis dan keaktifannya di lembaga pers mahasiswa menghantarkannya untuk mendapatkan fellowship. Beberapa kali dia berpetualang keluar daerah secara gratis.

"Di situ sih enaknya jadi jurnalis bisa jalan-jalan, dan Alhamdulillah lah lumayan banyak dapat pengajaran setelahnya," paparnya.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved