Maut di Trans Kalimantan

Pesan Warga Pinyuh Korban Kecelakaan Maut di Kalteng: Hidup untuk Dakwah dan Mati dalam Dakwah

Rekan dari almarhum Hamzah, Musbar (40) mengenang sosok ustadz hamzah sangat lembut dalam menyampaikan dakwah kepada para jamaah.

Penulis: Hamdan Darsani | Editor: Rizky Zulham
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/HAMDAN DARSANI
Hapsah (Jilbab Coklat) bersama dua adiknya tak kuasa sembunyikan kesedihan usai menerima kabar duka, kalau sang ayah baru saja menjadi korban jiwa pada kecelakaan maut di Kalteng, Sabtu (3/2/2018). 

Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Hamdan

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, MEMPAWAH - Rekan dari almarhum Hamzah, Musbar (40) mengenang sosok ustadz hamzah sangat lembut dalam menyampaikan dakwah kepada para jamaah.

"Lembut dalam menyampaikan dakwah kepada para jamaah," ujarnya sesaat setelah berkunjung di kediaman mertua almarhum, Sabtu (3/2/2018).

Dirinya menuturkan terdapat pesan yang paling diingat yang sering disampaikan mendiang Ustadz Hamzah, untuk selalu berperan aktif didalam dunia dakwah.

"Hidup itu untuk dakwah dan mati dalam dakwah," ujarnya.

Baca: Peziarah dari Pontianak Kecelakaan Maut di Trans Kalimantan! 11 Orang Tewas

Hamzah meninggalkan seorang istri dan empat orang anak. Yuliansih istri dari mendiang hamzah tak bisa ditemui selain sesama jemaah perempuan dan kerabat dekat karena berada di dalam kamar di rumah orangtuanya.

Sementara itu, anak tertua almarhum hamzah, Hapsah (11) tak bisa menutupi kesedihanya. Beberapa kali ketika berusaha diajak bicara mengenai kenangan bersama sang ayah.

Hapsah tak mampu meneruskan kalimatnya selain menangis. Berdasarkan infromasi yang dihimpun tribun pontianak di lapangan, besar kemungkinan jenazah Hamzah akan dikebumikan di kalteng. 

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved