Selain Konten Viral, Lakukan 4 Strategi Ini untuk Optimalkan Pemasaran dan Engagement di Medsos

Iklan bulanan Instagram 2016 sebanyak 200 ribu iklan, pada tahun 2017 tumbuh menjadi 1 juta iklan.

Penulis: Efrem Limsan Siregar | Editor: Efrem Limsan Siregar
TechCrunch
instagram 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Kemajuan teknologi informasi sudah di depan mata. Evolusi media sosial dari yang sekadar media entertainment sekarang dapat dijadikan senjata untuk pemasaran (marketing)

Jason Goldberg, dalam artikelnya di Forbes, Selasa (9/1/2018) menilai media sosial telah mentransformasi hubungan antara industri dan konsumen yang unik dalam beberapa tahun terakhir.

Berkaca pada Instagram, dalam setahun terakhir, katanya, iklan bulanan Instagram telah tumbuh yang pada 2016 sebanyak 200 ribu iklan, pada tahun 2017 menjadi 1 juta iklan!

Baca: Mahasiswi Ayam Kampus Ngajak ML Driver Ojek Tanpa Bayaran, Chatnya Tersebar, Isinya Bikin Jijik

Dengan tingkat pertumbuhan yang mengejutkan ini, penting untuk mengetahui media sosial mana yang paling optimal untuk digunakan.

Jason menyebut setidaknya ada tiga fondasi penting di media sosial: visibilitas, viral, otentisitas atau keaslian, dan narasi cerrita (storytelling).

DJ Akademiks telah merasakan bagaimana media sosial menjadikannya kritikus musik dan pakar di media sosial.

Dia menceritakan kepada Forbes langkah-langkah yang perlu ditempuh untuk melesatkan seseorang menuju sukses.

Baca: Solmadapar Harapkan Ada Warna Baru Penegakan Korupsi di Sambas

Baca: Sebelum Gugat Cerai, Ahok Sudah Lama Singgung Soal Perselingkuhan Pada Veronica Tan

1. Marketing dan Viral

Bagi seniman dan pemasar (marketer), penting memahami kekuatan media sosial adalah mengekspos satu produk kepada konsumen pontensial.

Viralitas di media sosial dapat mempercepat pemasarannya.

Sebuah video viral dalam beberapa jam bisa menyulap seseorang menjadi selebriti dalam semalam dan tiba-tiba memberi mereka platform yang cukup besar.

Kalau dulu, seseorang perlu waktu berbulan-bulan, bahkan bertahun-tahun untuk mendirikan platform seperti itu.

"Untuk rapper yang baru memulai karir, aku menyarakankan mereka mulai dengan media sosial," kata DJ Akademiks.

"Apalagi kalau dia rapper dengan musik yang sesuai bagi generasi media sosial, dia akan populer dan bisa menjual 50-60 ribu rekaman dalam seminggu tanpa seorang penonton pun mengetahui siapa dia," tambahnya.

Terkait viral, DJ Akademiks mengingatkan untuk memilih platform media sosial yang paling efektif dan menguntungkan.

Menurutnya, media sosial bisa membuat seseorang menjadi tenar, dan jika salah akan hancur sekalian.

Baca: Mirip Video Ariel Noah, Seorang Cowok Merekam Tengah Begituan dengan Pacarnya, Videonya Terbongkar!

2. Gunakan Instagram

Akademiks menyarankan seniman yang berkecimpung di dunia musik untuk meninggalkan Twitter dan fokus pada Instagram.

Karena menurutnya, Instagram adalah tempat terbaik untuk mendapat tanggapan (feedback) dan seseorang bisa menemukan sesuatu yang bagus melalui komentar.

Selain tentunya karena perkembangan iklan yang melesat dari tahun 2016 ke 2017.

Ketahui juga, pengguna Instagram rata-rata berada pada usia 18-29 tahun, sesuaikanlah kontennya.

Baca: Mirip Video Ariel Noah, Seorang Cowok Merekam Tengah Begituan dengan Pacarnya, Videonya Terbongkar!

3. Visibilitas

Hal lain yang perlu dipertimbangkan adalah visibilitas.

Tunjukkan brand kalian kepada audiens dan fokus pada engagement ketimbang memikirkan pendapatan yang bisa dikantongi.

"Aku sering ingatkan rapper baru, kalian berkembang melalui media sosial, biarkan orang melihat sekilas tentang kalian. Billboard dan radio akan menyusul, tapi yang pertama adalah media sosial," kata DJ Akademiks.

Baca: Quotes Ahok di Instagram Fadjroel Rachman Ramai Diperbincangkan Netizen

4. Pentingnya Storytelling dan Otentisitas (keaslian)

Kalau konten viral menjadi tiket masuk ke industri musik, DJ Akademiks menegaskan, orisinalitas karya tetap menjadi kunci penting.

Orisinalitas dan narasi cerita yang mudah dipahami (stroytelling) bisa memikat konsumen millenial bahkan mereka yang netral sekalipun.

Orang secara alami menyesuaikan dirinya dengan seniman atau merek tertentu karena mempunyai nilai, budaya dan didikan yang sama.

Otentisitas tak hanya melambungkan nama, namun juga membantu terbentuknya hubungan loyal dengan konsumen.

Selain itu, akan menambah panjang umur industri dibangun.

"Secara historis, ada cara bagaimana seorang rapper bertahan selama 10 tahunm" kata DJ Akademiks.

"Mereka tidak mengejar tren namun meramunya dengan keaslian. Buat karya sesuai dengan irama permainanmu, tidak perlu melihat apa yang populer kemudian mengikuti itu," tandas DJ Akademiks.

Khusus untuk hip-hop, memanfaatkan viralitas tanpa kredibilitas akan membunuh harga atau nilai seseorang sebagai seniman yang serius.

DJ Akademiks menilai orang semacam itu mencoba mengeksploitasi popularitas melalui rap tanpa membagikan cerita yang otentik.

Namun, keaslian dan storysteling tidak saja berlaku untuk rapper.

Kedua hal teresbut penting diterapkan oleh pengusaha atau enterpreuner yang ingin membangun pasar.

Baca: Ikan Aneh Tangkapan Nelayan Sungai Kakap Ditawar Hingga Rp 7 Juta, Wujudnya Menyeramkan

TRIBUNNEWS/Efrem Limsan Siregar

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved