Sukacita Natal, Rahim sang Ibu Pecah dan Bayi Terdorong Hingga Rongga Perut, Berhasil Lahir Selamat

Sephina terdorong ke rongga perut ketika rahim sang ibu, Masina Frost (43), pecah.

Penulis: Pravitri Retno Widyastuti | Editor: Pravitri Retno Widyastuti
Daily Mail
Masina Frost (43) menyambuit Natal penuh sukacita setelah drama melahirkan yang mempertaruhkan hidup dan matinya bersama sang bayi, Sephina. 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID -- Menjelang melahirkan, Masina Frost (43) harus mengalami drama mengejutkan yang disebabkan oleh bayinya.

Dilansir dari Daily Mail, Minggu (24/12/2017), bayi Masina, Sephina, tiba-tiba terlontar masuk ke rongga perut saat rahim sang ibu pecah.

Profesor Andrew Shennan yang menangani kelahiran Sephina dibuat kelabakan.

Berada di posisi dan kondisi seperti demikian, bisa menyebabkan kematian bagi Sephina.

Andrew pun segera memerintahkan tim darurat untuk melakukan tindakan operasi caesar yang berisiko tinggi meski hanya berlangsung selama 30 detik.

Sephina menghabiskan waktu selama sebulan di rumah sakit setelah ia lahir.
Sephina menghabiskan waktu selama sebulan di rumah sakit setelah ia lahir. (Daily Mail)

Baca: Tak Berhenti Menangis, Seorang Ayah Tega Melipat dan Mengigit Tubuh Bayinya, Begini Akibatnya

"Semuanya terjadi begitu cepat. Satu menit Andrew memberiku suntikan dan berikutnya aku sudah berada di troli, menuju ruang operasi," tutur Masina, mantan kepala kantor direktur di Museum Tate London, Inggris.

Masina mengaku ia sangat ketakutan mengetahui kondisi putrinya.

Namun, beruntung Andrew berhasil menyelamatkan Sephina dan sang ibu.

"Kami beruntung telah memiliki putri yang sangat cantik," ucap Masina.

Setelah sebulan dirawat di rumah sakit, Sephina diperbolehkan pulang ke rumahnya di London Barat, Inggris pada Rabu (20/12/2017) lalu.

Masina dan sang suami, Adam Frost (43), merasa bahagia dan bersyukur dengan kehadiran Sephina.

Mereka merasa bersyukut Sephina bisa pulang ke rumah untuk merayakan Natal pertamanya.

Selama kehamilannya, pasangan yang bertemu saat kuliah di Universitas Harvard ini harus berjuang lantaran Masina memiliki kondisi bawaan, yaitu rahimnya kecil dan tuba falopinya tidak terhubung dengan benar.

Masina berhasil melahirkan anak pertamanya, Amelia, pada Februari 2012 lalu.

Namun, saat Masina hamil anak kedua, ia sempat dilarikan ke rumah sakit saat berada di Swiss karena perutnya sangat sakit.

Anak kedua Masina dan Adam, Theo, meninggal pada usia 9 bulan setelah terlahir dengan kondisi kerusakan otak dan kehilangan oksigen.
Anak kedua Masina dan Adam, Theo, meninggal pada usia 9 bulan setelah terlahir dengan kondisi kerusakan otak dan kehilangan oksigen. (Daily Mail)

Baca: Berdandan Seperti Wanita, Aming Mengaku Ingin Nikahi Dirinya Sendiri, Warganet : Mirip Maia Estianty

Saat diperiksa oleh dokter, ternyata rahim Masina telah pecah dan bayinya, Theo, terlahir dengan kondisi yang kurang sehat.

Theo kehilangan oksigen dan menderita kerusakan otak saat berhasil dilahirkan.

Sayangnya, ia meninggal pada usia 9 bulan.

Meski kehamilan Sephina ini berisiko tinggi, Masina tetap mempertahankannya

Pada saat usia kehamilannya 31 minggu, Masina pergi ke rumah sakit karena perutnya merasa tidak nyaman.

Saat itulah rahim Masina pecah dan Sephina terdorong hingga rongga perut.

Andrew pun menyarankan Masina untuk melahirkan saat itu juga dengan operasi caesar.

"Kami benar-benar kehabisan waktu. Kami hanya memiliki beberapa detik untuk mengeluarkan Sephina," jelas Andrew.

"Ini benar-benar sebuah keajaiban," tambahnya.

Merasa bersyukur, Masina dan Adam bahagia menyambut sukacita Natal tahun ini dengan kehadiran Sephina.

Baca: Ratusan Kayu Ilegal Kembali Diamankan Ditpolair Polda Kalbar

(Tribunnews.com/Pravitri Retno W)

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved