News Analysis
Tak Sebaik 2016, Berikut Angka Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Menurut Ekonom Untan
Ekonom Universitas Tanjungpura, Eddy Suratman, mengatakan, perekonomian Kalbar pada 2017
Penulis: Tri Pandito Wibowo | Editor: Nasaruddin
Laporan Wartawati Tribun Pontianak, Maskartini
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Ekonom Universitas Tanjungpura, Eddy Suratman, mengatakan, perekonomian Kalbar pada 2017 diproyeksikan tumbuh melambat.
Pertumbuhan ekonomi Kalbar pada 2017 diperkirakan berada pada rentang 4,80 - 5,20 persen (yoy), sedikit di bawah pencapaian pertumbuhan ekonomi tahun 2016 yang sebesar 5,22 persen (yoy).
Melambatnya konsumsi rumah tangga diperkirakan menjadi faktor utama perlambatan ekonomi Kalbar pada tahun 2017.
Persentase realisasi pendapatan APBD Provinsi Kalbar pada triwulan III 2017 tercatat sebesar 78,75 persen, lebih tinggi dibandingkan dengan realisasi pendapatan triwulan III 2016 yang sebesar 65,82 persen.
Sementara itu, persentase realisasi belanja APBD Provinsi Kalbar pada triwulan III 2017 sebesar 55,61 persen atau lebih tinggi dibandingkan dengan persentase realisasi belanja triwulan III 2016 yang sebesar 52,08persen.
Kita harus kirim pesan kepada pemerintah provinsi Kalbar, pentingnya perbaikan realisasi belanja daerah.
Karena hal itu mampu mendorong penyerapan belqnja APBD Provinsi Kalbar lebih dari 55,61 persen.
Sementara APBN itu 70 persen, itu jarak kemampuan daerah dan pusat itu terlalu jauh.
Meskipun baru terserap 55,61 persen terjadi percepatan konsumsi pemerintah ke daerah, kalau mau setara nasional, bisa di atas 60 persen.
Itu pertama yang perlu kita seminar acara mengingatkan kembali pemda.
Sebetulnya ada perbaikan, tapi kecepatan baru 55,61 persen.
Kedua terkait inflasi, inflasi kita 4,7 persen itu cenderung turun dari kuartal sebelumya, tapi hampir 1 persen lebih tinggi dari nasional. Perlu pesan ke TPID untuj mengatasi ini.
Saya khawatir andalan kita untuk pertumbuhan ekonomi yaitu konsumsi rumah tangga karena dipengaruhi inflasi.
Ketiga terkait tingginya kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) di Landak dan Singkawang, sangat mengkhawatirkan di atas 15 persen.
Nah ini ada apa? Kan toleransi BI hanya 5 persen.
Angka NPL membuat iklim investasi di dua daerah ini juga jadi tidak baik.
Bisa jadi kredit bermasalah ini hanya disebabkan segelintir orang yang menyebabkan jadi data kredit bermasalah daerah tersebut jadi tidak baik.
Jangan-jangan itu saja pelakunya, di bank yang sama. Ini mesti kita cek.
Kita mesti hati-hati. Kalau daerah lain bagus relatif aman hanya 2,5 persen.
Keempat, tahun ini saya yakin pertumbuhan kita 2017 tak sebaik 2016.
Pada 2018 mungkin tidak sampai 5,4 persen karena mau pemilu kalau misalkan tidak mampu wujudkan, dugaan saya mungkin 5,2 persen.
Ada yang perlu kita perhatikan, jika membaca detil draft APBN saya lihat belanjanya konservatif, defisit turun 2017, 2,6 persen 2018 defisit turun ada pengurangan belanja pemerintah, pasti berdampak ke daerah.
Jadi sekarang transfer daerah itu dinamis tidak lagi tetap sesuai penerimaan pemerintah.
Dampaknya, kalau target pemerintah kosnervatif, sumber pertumbuhan Kalbar dari pengeluaran tidak lagi andalkan konsumsi pemerintah, berarti kita akan andalkan konsumsi rumah tangga.
Terkait ekspor kalbar harus hati-hati karena ekonomi global sedang tidak baik, permintaan komoditas juga akan turun.
Maka satu-satunya harapan adalah mendorong tahun depan dari konsumsi rumah tangga dan investasi, sayangnya investasi kita kurang berkualitas karena masih ke sektor primer.
Saya kira mulai ke hilirisasi sektor primer kita.
Kelima terkait kesejahteraan, saya kira ada perbaikan dari kemiskinan 8 persen menjadi 7 persen.
IPM juga naik meski naik perlu diperhatikan kenaikan angka pengangguran yang sebesar 4,23 persen.
Problemnya pengangguran di Singkawang dan Pontianak. Perilaku angka pengangguran Indonesia di kota lebih tinggi.
Kita juga perlu sikapi bonus demografi karena yang produktif lebih banyak dibandingkan tidak produktif ada Kota Singkawang dan Kota Pontianak.
Bagi pemkab bonus demografi perlu diantisipasi dengan berbagai program pelatihan tenaga kerja tidak bisa seragam, harus ada paket kecil, dengan berbagai jenis bisa dimanfaatkan dengan kondisi sekarang serba digital.
Jangan semua kursus menjahit harus bervariasi.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/pontianak/foto/bank/originals/ekonom-universitas-tanjungpura-eddy-suratman_20171221_133941.jpg)