Puluhan Anggota Manggala Agni Bertahan Hidup Tanpa Bahan Makan 3 Hari di Hutan
“Pada kegiatan itu mereka bertahan hidup di hutan selama tiga hari tanpa bahan makanan dan perlengkapan yang cukup,” kata Rudi
Penulis: Subandi | Editor: Dhita Mutiasari
Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Subandi
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, KETAPANG – Selama tiga hari 60 anggota Manggala Agni Daops Ketapang terpaksa harus bertahan hidup di hutan tanpa bahan makanan.
Hal tersebut diungkapkan Kepala Daerah Operasi Manggala Agni Ketapang, Rudi Windra Darisman.
Anggotanya mengalami hal tersebut ketika pihaknya menyelenggarakan Jungle Survival atau bertahan hidup di hutan. Khususnya di Pantai Pasir Mayang Desa Pampang Harapan Kecamatan Sukadana Kabapten Kayong Utara mulai Selasa (12/12/2017) hingga Jumat (15/12/2017) malam.
(Baca: Wow! Tempat Ini Catat Rekor Pelangi Paling Lama di Dunia )
(Baca: KPU Pontianak Tata Alokasi Dapil dan Kursi Pemilu 2018 )
“Pada kegiatan itu mereka bertahan hidup di hutan selama tiga hari tanpa bahan makanan dan perlengkapan yang cukup,” kata Rudi kepada wartawan di Ketapang, Minggu (17/12).
Ia menceritakan pada hari pertama kegiatan 60 anggotanya itu hanya diberi sarapan dua buah pisang rebus tanpa minum.
(Baca: Ucapan Selamat Mengalir Usai Pelantikan Tjhai Chui Mie - Irwan )
Namun harus menjalani kesamaptaan dan olah fisik sangat berat di bawah sinar matahari yang terik di lokasi kegiatan.
Bahkan anggotanya tersebut juga harus membuat bivak dengan perlengkapan seadanya serta bahan-bahan yang ada di sekitarnya saja. Serta dituntut bagaimana melakukan pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K).
“Jadi selain diberikan latihan fisik. 60 anggota Mangala Agni juga diajarkan navigasi darat di malam hari dan teknik-teknik bertahan hidup di hutan,” ungkapnya.
Ia menambahkan tanpa disadari peserta juga diberikan pencerahan ESQ. Serta meningkatkan rasa syukur atas nikmat yang telah diberikan Tuhan. Misalnya peserta harus menjalani kewajiban sholat lima waktu berjamaah bagi yang Muslim.
Rudi mengungkapkan pada hari terakhir kegiatan peserta melaksanakan long march dari Pantai Pasir Mayang menuju Pantai Pulau Datok melalui jalur pantai. Sehingga para peserta harus melalui tebing dan bukit di sepanjang jalur tersebut.
Ia bangga seluruh peserta berhasil lulus pada tiap tahapan kegiatannya. Diharapkannya ilmu dan keterampilan yang telah didapatkan selama kegiatan tidak hilang begitu saja. “Tapi bisa diimplementaskan peserta pada dunia kerja nyata,” harapnya.