Bukit Saran - Pesona Bukit Hutan Tropis yang Menantang di Sintang

Bukit ini menjadi tujuan para pendaki di daerah Kalbar maupun luar Kalbar karena terkenal dengan jalur pendakiannya yang ekstrim.

Penulis: Muzammilul Abrori | Editor: Mirna Tribun
TRIBUNFILE/IST
Bukit Saran dari kejauhan 

Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Claudia Liberani

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Melihat pesona Bukit Saran, sebuah bukit dengan ketinggian 1741 mdpl di Desa Riam, Kecamatan Tempunak, Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat.

Bukit ini menjadi tujuan para pendaki di daerah Kalbar maupun luar Kalbar karena terkenal dengan jalur pendakiannya yang ekstrim.

Bukit Saran dari kejauhan
Bukit Saran dari kejauhan (TRIBUNFILE/IST)

"Pohon-pohon tropis tinggi menjulang dengan akar yang besar khas hutan Kalimantan akan menemani perjalanan ke puncak bukit yang memakan waktu 7-8 jam," ungkap, Theofilus Irwan yang pernah mendaki bukit tersebut.

Perjalanan 7-8 jam itu tidak akan terasa melelahkan karena pendaki bisa beristirahat di spot-spot tertentu yang memang menjadi tempat istirahat favorit para pendaki.

Bukit Saran memberikan pengalaman perjalanan yang tidak biasa karena sepanjang jalan akan ditemui pepohonan rimbun dengan warna hijau yang khas, warna hijau juga terdapat pada akar pohon yang besar dan kokoh, membuat perjalanan jadi penuh tantangan. Udara segar hutan tropis membuat perjalanan jauh lebih menyenangkan.

"Akar pohon agak licin karena banyak lumut, karena itu harus hati-hati," katanya.

Dia mengatakan sepanjang perjalanan menuju bukit, pendaki akan menemukan beberapa anak sungai yang kejernihannya tidak bisa diabaikan begitu saja.

Lumut yang ditemui di batang pohon sepanjang perjalanan menuju puncak
Lumut yang ditemui di batang pohon sepanjang perjalanan menuju puncak (TRIBUNFILE/IST)

"Kalau mau, pendaki bisa istirahat sambil menikmati pemandangan sungai-sungai kecil di sana, segar dan ya seperti petualangan yang seharusnya," ujarnya.

Sepanjang pendakian puncak Bukit Saran, pendaki juga akan menjumpai serangga atau kadal endemik yang sayang untuk dilewatkan.

Dia menyarankan agar pendaki menyediakan lensa khusus untuk mengabadikan moment tersebut.

"Untuk yang hobby makroan sebaiknya membawa lensa makro saat mendaki bukit Saran karena dijamin pasti akan bertemu serangga-serangga kecil atau kadal yang mungkin belum pernah ditemui sebelumnya," tambahnya.

Dia menuturkan perjalanan panjang menuju puncak Bukit Saran menjadi pengalaman yang tidak terlupakan.

Bagaimana manusia tampak kecil di tengah alam yang luas.

Ketika sampai di puncak, rasa puas karena bisa menaklukkan diri sendiri langsung terasa.

"Pendakian itu sebenarnya bukan upaya untuk menaklukkan alam, tapi menaklukkan diri sendiri. Betapa sulitnya rintangan yang kita hadapi dan kita nyaris menyerah, tapi diri kita mengatakan untuk terus lanjut, seperti itulah, jadi kita berhasil mengalahkan ego kita sendiri," pungkasnya.

Dia menyarankan, untuk pendaki yang berencana melakukan pendakian ke puncak Bukit Saran agar membawa teman yang memang mengenali jalur pendakian yang biasa ditempuh.

Karena ada beberapa jalur dengan medan yang berbeda, agak sulit untuk orang-orang yang tidak terbiasa melakukan pendakian di daerah hutan tropis seperti Kalimantan.

Suasana hutan sepanjang pendakian menuju puncak
Suasana hutan sepanjang pendakian menuju puncak (TRIBUNFILE/IST)
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved