7 Fakta Maut Tiga Bersaudara di Air Hitam! Nomor 3 Detik-detik Paling Mengerikan
"Saya sudah ikhlas menerima musibah ini sebagai cobaan. Ini sudah kehendak Allah sang pencipta dan ini adalah hal terbaik untuk mereka,".
TRIBUNPONTIANAK.co.id/Marlen Sitinjak
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Duka mendalam pasangan suami istri (pasutri) Madra'i (52) dan Nadia yang kehilangan tiga putra kesayanganya akibat maut pada kecelakaan lalu lintas, Rabu (22/11/2017) pagi.
Tiga saudara kandung, Harun Arasyid, Irfan Saputra, dan Deki tewas dalam kecelakaan tersebut.
(Baca: Kondisi Korban Bikin Merinding, Kecelakaan Diduga Terjadi di Ambawang )
Berikut ini kami rangkum peristiwa pilu tersebut dari awal kejadian hingga pemakaman tiga korban:
1. Tak Ada Firasat Aneh
Kecelakaan naas tersebut terjadi sekitar pukul 05.00 WIB, di Jalan Raya Pontianak-Mempawah KM 25,5 tepatnya kawasan Air Hitam, depan SDN 19 Siantan, Desa Peniti Luar, Kecamatan Sintan Mempawah, Rabu (22/11/2017) sekitar pukul 05.00 WIB.
Madra'i (52) masih berduka. Betapa tidak, dalam waktu bersamaan, tiga putranya meninggal dunia akibat kecelakaan.
Madra'i mengaku sama sekali tidak merasakan firasat apapun akan terjadi musibah yang menimpa tiga putranya.
Ketiga putranya bersama anak menantunya berangkat dari Desa Galang untuk ke Pontianak sekitar pukul 04.00 WIB.
"Sama sekali tidak ada firasat apa pun baik mimpi ataupun merasakan hal aneh," ujarnya saat ditemui di kediamannya.
2. Tangis Sang Bunda
Madra'i menceritakan anak bungsunya Irfan sedianya akan mengikuti Ujian Tengah Semester (UTS).
Kebetulan Irfan sedang menempuh studi di SMA Kemala Bhayangkari, Jalan Adisucipto, Kubu Raya.
Sementara sang kakak Sertu Harun Arasyid bertugas di Ajendam XII/Tpr.
"Istrinya Harun kan juga harus masuk kantor hari ini, dan anak saya yang bungsu Irfan tuh harus ulangan. Jadi pagi-pagilah pulang ke Pontianak," ujarnya.
Madra'i tampak tegar dan berusaha ikhlas menerima cobaan yang datang di hadapanya.
Meskipun demikian raut kesedihan dan pilu tak bisa disembunyikan.
Istrinya Nadia, juga tak kuasa menahan air mata, ketika sejumlah jamaah takziah datang ke rumahnya.
Berulang kali air matanya tumpah dan terus disekanya dengan ujung jilbab biru muda yang dikenakanya.
Madra'i mengenang bahwa anak bungsunya Irfan itu bercita-cita ingin menjadi seorang anggota kepolisian.
Oleh karena itu dirinya memilih untuk bersekolah di SMA Kemala Bhayangkari.
"Semuanya sudah dipersiapkan untuk Irfan karena ingin jadi polisi. Makanya masuk sekolah Bhayangkari. Abangya, Deki juga sempat tes cuma sampai Pantukhir tidak lulus namun ingin coba lagi tahun berikutnya. Abangya yang tentara tuh lah yang berusaha bantu," ujarnya
Kendati demikian, Madra'i berusaha menerima dengan lampang dada segala cobaan yang menimpa keluarganya.
"Saya sudah ikhlas menerima musibah ini sebagai cobaan. Ini sudah kehendak Allah sang pencipta dan ini adalah hal terbaik untuk mereka (tiga putranya. red)," ujarnya.

3. Kronologi Peristiwa
Berdasarkan keterangan Kasat Lantas Polres Mempawah AKP Eko Budi Darmawan, tiga korban meninggal dunia di antaranya Harun Arasyid, Irfan Saputra, dan Deki. Ketiganya merupakan saudara kandung.
"Ketiganya diketahui meninggal dunia di tempat kejadian perkara," ujarnya.
Ia memaparkan kejadian diawali saat dua sepada motor yang membawa korban melintas dari arah Pinyuh ke Pontianak.
Dari arah berlawanan sebuah dump truk hendak mendahului mobil di depanya.
Namun naas dua sepeda motor masing-masing yang dikendarai oleh Harun Arasyid bersama istrinya Karmila dan Deki (20) bersama dengan adiknya Irfan (17) bertabrakan dengan Dump Truk.
"Istri dari Harun Arasyid Karmila mengalami luka patah kaki sebelah kanan dan luka lecet di tangan. Sudah dirujuk ke RSU St Antonius untuk mendapatkan penanganan medis intensif," ujarnya.
4. Harun Arasyid Anggota TNI
Harun Arasyid sendiri diketahui merupakan anggota TNI yang saat ini sedang bertugas di Ajendam XII/Tpr.
Rasa berbela sungkawa juga disampaikan sejumlah personel TNI yang bertugas di Ajendam XII/Tpr.
Puluhan rekan sejawat dan rekan kerja Sertu Harun Arrasyid tampak hadir ke rumah duka yang berada Desa Galang, Kecamatan Sungai Pinyuh, Mempawah.
Rekan almarhum Sertu Arrasyid, Sertu Zainuri mengaku sangat kehilangan rekan seperjuangan. Mendiang Harun Arrasyid dikenal sangat setia kawan.
"Saya dapat informasi duka tersebut dari kawan-kawan sekitar pukul 09.00 WIB," ujarnya.
Kenangan yang paling diingat oleh Zainuri saat proses kenaikkan pangkat beberapa waktu lalu.
"Saat kenaikan pangkat yang pertama kami merayakan bersama-sama rekan satu leting dengan syukuran," ujarnya.
Sesuatu hal yang paling dikenang dari Sertu Arrasyid saat masih hidup oleh para rekan-rekan di Ajendam adalah mendiang memiliki senyum yang paling manis.
"Orangnya humoris, orangnya baik dan paling dikenal seluruh angkatan. Kami semua merasa kehilangan sosok almarhum," ujarnya.
5. Kepala Sekolah Sedih
Selain dari personel TNI, sejumlah rekan sekolah Irfan Syahputra dari SMA Kemala Bhayankari bersama guru dan kepala sekolah juga hadir memberikan doa dan penghormatan terakhir kepada keluarga mendiang Irfan di Desa Galang.
Kepala SMA Kemala Bhayangkari, Gandung Widianto, mengatakan pertama kali mendapatkan kabar bahwa satu di antara siswanya menjadi korban kecelakaan lalu lintas sekira pukul 09.00.
Kabar tersebut diketahui dari seorang siswa yang memang sekelas dengan Irfan.
"Awalnya dapat informasi dari siswa kemudian berusaha di kroscek oleh wali kelasnya. Ternyata informasi juga telah dimuat di berita online Tribun Pontianak," ujarnya.
Gandung mengatakan keseharian dari Irfan di sekolah bisa dikatakan merupakan siswa yang kalem dan tidak berbuat onar.
"Kalau dibilang pintar sekali juga tidak, dibilang sering berbuat onar juga tidak. Almarhum itu masuk kategori yang sedang-sedang," ujarnya.
6. Polisi Amankan Sopir
Kasat Lantas Polres Mempawah AKP Eko Budi Darmawan mengatakan sopir dum truk dengan inisial J telah diamankan di Mapolres Mempawah untuk proses penyidikan.
"Saat ini sopir serta sejumlah barang bukti berupa sepeda motor korban masing-masing dengan Nopol KB 6338 SF dan KB 4787 QN serta dum truk nopol KB 9948 ML telah kami amankan ke Mapolres untuk proses lebih lanjut," ujar Eko Budi.
Ia mengatakan pihaknya juga telah melakukan olah tempat kejadian perkara.
Termasuk mengumpulkan keterangan dan informasi dari sejumlah saksi yang melihat langsung kejadian kecelakaan.
Ia menjelaskan ketiga korban meninggal mengalami luka berat.
Harun Arrasyid mengalami luka di kepala, lengan kiri, dan paha kiri.

Sedangkan Irfan Syahputra mengalami perdarahan dari lubang telinga, lebam mata kanan, dan leher.
Sementara Deki Wahyudi mengalami luka berat di kepala, tangan kanan, dada depan, paha kanan hingga betis.
"Satu korban atas nama Karmila patah tulang terbuka di kiri dan saat kejadian langsung dilarikan ke RSU St Antonius," ujarnya.
Rasa simpati, empati dan ungkapan bela sungkawa terus mengalir kepada Madra'i beserta istrinya Nadia, usai peristiwa naas yang telah merenggut nyawa tiga putranya.
Ketua Daerah Bhayangkari Kalbar Ny Arie Erwin Triwanto bersama dengan Wakil Ketua dan Seksi Sosial Yayasan Kemala Bhayangkari Ny Lintda Suata dan Ketua Cabang Bhayangkari Polres Mempawah juga ikut menyambangi rumah duka di Desa Galang.
"Kami turut menyampaikan bela sungkawa atas perista tersebut," ujar Ketua Daerah Bhayangkari Kalbar Ny Arie Erwin Triwanto saat menemui orangtua Irfan.
Selain itu, pengurus daerah Bhayakari juga memberikan santunan untuk keluarga irfan untuk dapat meringan beban keluarga.
7. Liang Lahat Berbeda
Indra, keluarga dekat korban tewas sangat berduka atas peristiwa ini.
"Kulluh Nafzin zaikotul maut
Slmat jln sppu ku trcinta
Smga sgala amal ibadahnya d trima Oleh Allah swt
Amin ya Allah hu rabbal alamin
Bru smlm kita brcanda kini engkau tlah tiada
Rosid
Irfan
Dhiki," postingnya di Facebook miliknya.
Dalam postingan foto Indra, tiga saudara itu dimakamkan di liang lahat yang berbeda.
Nampak warga sekitar beramai-ramai membantu proses pemakaman mereka.
Teman-teman Harun Arasyid yang merupakan anggota TNI juga terlihat mengantarkan dan membantu dalam proses pemakaman.
Prosesi kemiliteran mewarnai pemakaman tiga saudara sejoli tersebut.