Tradisi Robo Robo
Kehadiran Karol dan M Zeet Untuk Meminta Restu? Ini Penuturan Raja Mempawah
Menjelang pilkada dengan ini dapat ditunjukan pada masyarakat, seperti menggambar langit kan indah, bersatu dengan warna yang harmonis.
Penulis: Chris Hamonangan Pery Pardede | Editor: Dhita Mutiasari
Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Ridho Panji Pradana
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Raja Mempawah ke-XIII Pangeran Ratu Mulawangsa Mardan Adijaya Kesuma Ibrahim menuturkan jika memang Bupati Landak Karolin Margret Natasha dan Sekda Kalbar, M Zeet Hamdy Assovie maju sebagai paslon di Pilgub Kalbar ia pun tidak mempermasalahkan.
"Itu terserah mereka, artinya kalau mereka berpasangan mereka setuju, yang jelas kita menunjukan jangan kita berfikir satu kelompok saja, namun paling indah jika memang bisa bersama-sama. Hanya kita menunjukan ada yang sama-sama menyalonkan bisa bersama-sama kami, itu paling penting pesannya," ungkap Sultan, Rabu (15/11/2017).
(Baca: Raja Mempawah Bantah Ada Tendensi Politik di Pemberian Gelar Ritual Toana )
Dikatakannya,kebhinekaan itu dilihat daripada bahwa tidak ada satu individupun yang sama.
Manusia, kata dia, dilahirkan tidak pernah bisa memilih anak siapa, suku apa, keyakinan apa, namun yang penting adalah berkomitmen Indonesia.
"Jika kita Indonesia harus bisa menghargai satu sama lain, saling mengisi, karena kita ini puzzle, satu saja hilang gak ada artinya puzzle itu, jika di isi dan susun dengan rapi, sangat kuat dan indah," katanya.
(Baca: Jelang Tahun Politik, Ini Pesan Raja Mempawah Kepada Masyarakat )
Menurutnya pula, menjelang pilkada dengan ini dapat ditunjukan pada masyarakat, seperti menggambar langit kan indah, bersatu dengan warna yang harmonis.
"Kenapa harus terpecah belah, jadikanlah pilkada sebagai pesta kebaikan, urusan keyakinan politiknya masing-masing tapi kita menunjukan kita bersatu dan harus kuat," ujarnya.
Ia pun membeberkan alasan kenapa Sekda Kalbar M Zeet Hamdy Assovie dan Bupati Landak Karolin Margret Natasha dipilih mendapat gelar kehormatan.
Sekda dipilih, kata dia, yang pertama karena adik M Zeet adalah temannya sewaktu kecil.
Kemudian Karolin ayahnya sudah dinggap seperti abang sendiri karena dekat sekali dengan ayahnya.
Lalu kedua, lanjutnya karena keduanya mewakili tokoh masyarakat berpegang dengan adat yang dipegang sama-sama dengan Keraton
"Kedepan apapun yang terjadi adat istiadat yang dipegang, itu alasan kita dan kita memperlihatkan tidak membedakan, kita rangkul semuanya, kitakan namanya kerajaan, dulunya sudah ratusan tahun bahkan ribuan tahun dirangkul semua menjadi satu," tuturnya.