Miris! Sekolah di Kapuas Hulu Ini Hanya Punya Dua Guru, Aktivitas Belajar Mengajarnya Tak Lazim
inilah yang dirasakan oleh siswa-siswi SD Negeri 16, Dusun Nanga Hovat, Desa Datah Dian, Putusibau Utara, Kabupaten Kapuas Hulu.
Penulis: Anesh Viduka | Editor: Nasaruddin
Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Anesh Viduka
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, KAPUAS HULU - Kekurangan tenaga pendidik di pelosok negeri ini masih menjadi persoalan utama.
Selain itu sarana dan prasarana juga masih kurang memadai.
Hal inilah yang dirasakan oleh siswa-siswi SD Negeri 16, Dusun Nanga Hovat, Desa Datah Dian, Putusibau Utara, Kabupaten Kapuas Hulu.
Di SDN 16 Nanga Hovat hanya ada dua orang guru.
Satu orang guru berstatus PNS dan satunya lagi berstatus guru kontrak, dengan jumlah siswa sebanyak 28 siswa.
"Dulu disini ada lima orang guru,sekarang hanya dua orang guru, yang lainnya belum ada yang sampai setahun udah pindah semua termasuk kepala sekolahnya, dan kemaren ada kepala sekolah yang baru tapi semenjak bulan Juli tahun ajaran baru kemaren sampai sekarang ndak pernah masuk, jadi saya ditunjuk untuk mengurus sekolah ini," Kata Lidia Lahe (34), guru SDN 16 Nanga Hovat yang berstatus PNS.

Kurangnya tenaga pendidik di SDN 16 ini membuat satu orang guru terpaksa harus mengajar semua mata pelajaran dan semua kelas.
Ironisnya, aktivitas belajar mengajar kelas I sampai kelas VI digabung dalam satu ruangan kelas.
Untuk mengikuti ujian nasional, siswanya terpaksa harus ujian di Putussibau.
"Disini ada tiga ruangan kelas, tapi muridnya dari kelas I sampai kelas VI. Kalau belajar ya digabung dalam 1 ruangan, kalau dipisah mereka tu ribut, sedangkan kita di dalam kelas aja udah kayak apa ributnya. Itulah saya bilang sama mereka di Putusibau, anak-anak di Nanga Hovat ini belajar apa adanya yang penting mereka bisa membaca dan menulis," kata Lidia.

"Di sini tidak sama dengan SD tempat lain. Kalau kita masuk jam 7 anak-anak masih ada yang belum bangun. Jadi disini kita masuk jam 7.30, pulangnya kadang jam 11.30, kadang jam 12, dan mereka di sini kalau cuaca udah panas mereka ngajak pulang," tambah Lidia.
(Baca: Ini Penampakan Surat Keputusan Nasdem Usung Sutarmidji-Ria Norsan di Pilgub Kalbar )
Tak seperti di sekolah dasar pada umumnya, siswa-siswi SDN 16 Nanga Hovat tidak menggunakan seragam sekolah lengkap.
Alat tulis dijinjing tanpa tas, bahkan kakinya yang mungil terpaksa harus melangkah tanpa alas.
Kepala Dinas Pendidikan Kapuas Hulu, Petrus Kusnadi mengatakan persoalan utama pendidikan di Kabupaten Kapuas Hulu terutama di daerah perbatasan seperti di Putusibau ini adalah kekurangan tenaga pendidik.

"Persoalan bagaimana kita melaksanakan kurikulum itu sebenarnya sepanjang tenaga pendidik kita cukup itu bisa kita laksanakan dengan maksimal. Tetapi pendidikan inikan tidak berdiri sendiri, disana ada guru, ada infrastrukturnya, dan pelayanan-pelayanan dasar lainnya," kata Petrus.
"Kita akui sarana dan prasarananya juga masih perlu perbaikan, jadi ini yang sering kami dorong ke pemerintah pusat untuk terus bisa memperhatikan pendidikan, dimana pun," katanya.
Khusus di Nanga Hovat, kata Petrus dalam waktu dekat ini akan ditempatkan empat orang guru kontrak.
(Baca: Zonasi Kota Pontianak Buruk, Ada Bangunan Tak Jelas Berdiri di Zona Pendidikan )
Tenaga pendidik yang dipilih merupakan mereka yang berasal dari kawasan daerah tersebut.
"Kepindahan guru-guru disini memang menjadi sebuah dilema bagi saya. Mereka kita paksakan disana, tetapi mereka tidak punya sarana dan prasarana untuk ke sana, dengan beban biaya yang cukup tinggi makanya mereka pindah," katanya.
"Memang kebutuhan sarana dan prasarana yang mereka butuhkan juga harus kita perhatikan. Kemudian guru-guru kita sekarang ini kan banyak kegiatan-kegiatan yang berbasis IT, mereka punya aplikasi-aplikasi yang wajib diisi. Ini kendalanya, mereka cari sinyal internet ke kota akhirnya meninggalkan tempat tugas," ujar Petrus.
Untuk mengatasi kekurangan tenaga pendidik, Pemerintah Kabupaten Kapuas Hulu mengambil kebijakan mengadakan pengangkatan guru kontrak.
Saat ini tercatat ada 480 orang guru kontrak.
"Kebutuhan guru kita kalau berdasarkan pemetaan, kita butuh sekitar 1.500 guru. Guru yang ada sekarang sekitar 3.200 orang termasuk guru kontrak yang sudah terdata, itupun masih kurang, karena hitungan guru berdasarkan rasio murid dan guru sebenarnya tidak banyak kurang," katanya.
"Tetapi di tempat kita seperti ini tidak bisa dihitung dari rasio murid, tetap rasio dimana sekolah itu berada. Nah di Putussibau ini masih kekurangan guru SD kususnya di daerah-daerah pedalaman. Tetapi kami selalu katakan kepada teman-teman guru yang di pedalaman jangan terlalu berkutat dengan persoalan kekurangan tenaga guru,yang ada mari kita maksimalkan," jelas Petrus.