Kalbar Book Fair 2017 Event Positif Dukung Nawacita
Revolusi Mental itu sejatinya adalah bagaimana mereview keadaan psikologis setiap orang untuk berperilaku positif terutama
Penulis: Faiz Iqbal Maulid | Editor: Nasaruddin
Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Adelbertus Cahyono
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Kepala Perpustakaan Nasional Syarif Bando menilai, Kalbar Book Fair 2017 merupakan salah satu event yang sangat positif dalam rangka mendukung program nawacita Jokowi-JK dalam kaitannya dengan peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM).
"Jadi Revolusi Mental itu sejatinya adalah bagaimana mereview keadaan psikologis setiap orang untuk berperilaku positif terutama dalam tantangan global dimana kita diserbu oleh media sosial," kata Syarif saat ditemui usai pembukaan Kalbar Book Fair 2017 di Rumah Radakng, Pontianak, Rabu (1/11/2017).
(Baca: Link LIVE STREAMING Tottenham Hotspur vs Real Madrid - Duel di Wembley Tentukan Satu Tiket 16 besar )
Menurut Syarif, buku-buku di perpustakaan dapat difungsikan sebagai sarana untuk membantu masyarakat memilah informasi, terutama informasi-informasi yang berkaitan dengan ujaran kebencian dan hoax.
"Sehingga dipastikan bahwa perpustakaan merupakan salah satu institusi yang sangat aktif di dalam membendung atau mengevaluasi berita-berita hoax," imbuhnya.
(Baca: Link LIVE STREAMING Napoli vs Manchester City, Pep Guardiola: The Citizens Bakal Menderita )
Orang-orang yang sering membaca buku, kata Syarif, biasanya tidak mudah percaya dengan informasi yang ia terima, biasanya akan ia akan mengevaluasi informasi itu terlebih dahulu sebelum kemudian diserap dan diterima.
Sekitar 100 penerbit baik nasional maupun lokal turut berpartisipasi di Kalbar Book Fair 2017.
"Tapi memang sebagian besar yang ikut adalah penerbit nasional, penerbit lokal ada beberapa," kata Koordinator Kalbar Book Fair 2017, Ayu Gintari.
Di Kalbar Book Fair 2017, pembaca akan disuguhkan oleh beragam jenis buku dengan harga yang terbilang miring namun berkualitas.
"Harga buku di Kalbar Book Fair ini mulai dari Rp 5 ribu, Rp 10 ribu, Rp 20 ribu, dan sebagainya, jadi tidak semua buku itu mahal," imbuhnya.
Meskipun dijual dengan harga murah, Ayu mengatakan, pihaknya sama sekali tidak memberikan subsidi bagi pihak penerbit.
"Karena harga bukunya memang murah," tegas Ayu.
Selama event Book Fair 2017, panitia penyelenggara juga akan menggelar konser buku.
Berbeda dengan konser musik pada umumnya, konser buku adalah konser yang selain menampilkan pertunjukan musik, dalam kesempatan panggung itu setiap musisi juga akan melakukan bedah lirik-lirik lagu yang mereka bawakan.
"Lagu itu kan sama seperti tulisan, isinya kata-kata juga, kita ingin membawa para penggemar musisi itu paham makna dari lagu yang dibawakan idolanya," ujar wanita berkerudung itu.
Dari jadwal acara yang dipajang di papan pengumuman di lokasi penyelenggaraan event, beberapa musisi ternama lokal akan mengisi acara setiap malamnya.
Diantaranya adalah Manjakani, Puckmude, Wai Rejected, Secret Weapon, LAS!, serta ada Coffternoon di malam puncak.
Sekda Provinsi Kalimantan Barat, M. Zeet Hamdy Assovie menginginkan adanya literasi yang dapat menunjang kebutuhan masyarakat akan informasi yang dapat meningkatkan kesejahteraan mereka.
Namun, literasi-literasi itu harus dibuat dengan bahasa sederhana yang mudah diterima oleh masyarakat.
"Harus dibuat bahan bacaan yang menjadi kebutuhan masyarakat, misalnya bagaimana masyarakat bisa meningkatkan harga karetnya, tapi literasi ilmiahnya dengan bahasa sederhana," ujar Assovie saat menghadiri pembukaan Kalbar Boom Fair 2017.
Ia pun dengan tegas menentang pernyataan UNESCO yang membuat stigma seolah minat baca masyarakat Indonesia masih rendah.
Menurutnya, selama ini masyarakat terlalu dijejali oleh literasi-literasi yang tidak relevan dengan kebutuhan vital masyarakat untuk meningkatkan taraf perekonomiannya.
"Apakah buku-buku yang UNESCO support itu sudah menjadi kebutuhan masyarakat, saya riset belasan tahun tidak ngefek sama sekali," tegasnya.