Pameran Ekonomi Kreatif 2017

Pameran Ekraf Ajang Tampilkan Produk Terbaik

Ekonomi kreatif muncul karena ada kecenderungan sumber daya alam yang pasti habis. Sehingga orang harus kreatif,

Penulis: Ishak | Editor: Jamadin
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID / ISHAK
Rizal Edwin 

Laporan Wartawan Tribun Pontianak Ishak

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Ekonomi kreatif jadi sektor strategis dalam perekonomian. Mengandalkan kreativitas sebagai 'bahan utama', jadikan ekonomi kreatif sektor perekonomian yang sangat menjanjikan.

Termasuk bagaimana ekonomi kreatif ini bisa menjadi penyumbang PDB terbesar. Sebagaimana yang ada di negara-negara maju.

"Ekonomi kreatif muncul karena ada kecenderungan sumber daya alam yang pasti habis. Sehingga orang harus kreatif," ujar Rizal Edwin, Rabu (25/10/2017).

Kalbar sendiri, katanya menyimpan potensi besar di sektor ini. Jika dikelola baik, bukan tak mungkin akan berikan impact yang sangat luar biasa bagi perekonomian Kalbar sendiri.

"Bicara ekonomi kreatif, bicara 16 sub sektor. 16 sub sektor ini, semuanya ada di Kalbar. Sambas dan Singkawang saja, ada ratusan film. Baik indie maupun profesional," bebernya.

(Baca: Kontingen MTQ Tingkat Kubu Raya Sudah Tiba di Batu Ampar )

Bahkan, jika dirunut lebih mendetail, Kalbar juga punya potensi besar yang sejalan dengan sektor andalan Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) nasional. Ketiganya yakni kuliner, kriya, dan fashion.

Potensi ini, katanya, tersebar di seluruh Kalbar. Namun tak semuanya terbangun dan terkelola baik.

"Padahal sebenarnya kalau dipetakan, besar sekali potensinya. Bisa dipetakan lalu dibuat mana sub sektor yang paling besar di setiap daerah," lanjutnya.

Pemerintah disebutnya belum terlalu optimal petakan potensi di daerah masing-masing. Belum beri perhatian yang cukup.

Permasalahan-permasalahan selanjutnya yang muncul adalah pada database. Sehingga potensi-potensi besar yang semestinya bisa dikembangkan lalu terabaikan tanpa dukungan tepat.

Juga soal mindset para pelaku usaha sendiri. Beberapa pelaku usaha, menjaga jarak dengan pemerintah karena merasa tak mendapat manfaat jika sejalan seirama bersama pemerintah. 

Padahal, baik pemerintah maupun pelaku ekonomi kreatif disebutnya semestinya berkolaborasi. Sehingga permasalahan-permasalahan yang dihadapi bisa diselesaikan.

(Baca: Panwas Belum dapat Informasi Ada Baliho Cagub Kalbar Dirusak )

"Di Pontianak kita sudah lakukan itu dengan Rumaktif. Tujuannya adalah menyelaraskan pegiat ekonomi kreatif dengan pemerintah," lanjutnya.

Pemerintah harus bisa berperan menjadi katalisator dalam memajukan ekonomi kreatif. Sehingga bisa bertumbuh kembang, minimal pada sub sektor andalan.

"Permasalahan pelaku ekonomi kreatif, UMKM adalah tidak terciptanya pasar. Hulu ke hilirnya tidak jelas," kata pendiri Rumaktif, komunitas pegiat usaha ekonomi kreatif di Pontianak ini.

Peran menciptakan pasar inilah yang bisa difasilitasi oleh pemerintah dengan menggandeng pihak-pihak terkait. Sehingga produk bisa terserap pasar.

"Kuncinya adalah komunikasi. Sehingga pemerintah juga tahu apa peluangnya, lalu bisa dibuat pasar atau memfasilitasi terciptanya pasar," lanjut pria yang juga aktif di HIPMI Kalbar ini.

Hal yang sama berlaku pula untuk permasalahan pendanaan sebagai sumber modal. Katanya, semestinya ini bisa diselesaikan dengan 'mengundang' para investor untuk bisa berkolaborasi.

Namun, jika pelaku usaha tak bisa membuka diri, akan jadi hal sulit. "Bagaimana orang akan menanamkan modalnya jika kita tidak membuka diri, memperkenalkan apa yang kita jual," imbuhnya.

Lewat pameran ekonomi kreatif seperti yang digagas kalo inilah semua permasalahan ini bisa coba dicari solusinya. Mempertemukan stakeholder dalam satu tempat dan waktu yang sama, jadikan acara ini momentum majukan ekonomi kreatif di Kalbar dan Pontianak khususnya.

"Momentum ini sudah semestinya dimaksimalkan rekan-rekan pelaku ekonomi kreatif memaksimalkan produk. Baik dari segi kualitas mutu kemasan cita rasa dan sebagainya, ini penting agar ada penilaian baik yang mampu mendorong repeat order," pungkasnya.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved