648 Pelajar SMPN 11 Pontianak Ikuti Lomba Saprahan, Begini Keseruannya

Tujuan memperkenalkan budaya kota Pontianak. Satu diantaranya budaya saprahan ini,

Penulis: Jimmi Abraham | Editor: Jamadin
ISTIMEWA
Suasana lomba saprahan antar kelas di SMPN 11 Kota Pontianak, Senin (23/10/2017) 

Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Rizky Prabowo Rahino

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Sebanyak 648 pelajar Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 11 Kota Pontianak antusias ikuti lomba saprahan antar kelas di SMPN 11 Kota Pontianak, Senin (23/10/2017).

Mengenakan pakaian khas Pontianak Telok Belanga, ratusan siswa-siswi terbagi dalam 21 kelompok kelas tampak kompak menyusun menu saprahan.

Saat penyajiannya pun, mereka kompak membungkukkan badan tanda penghormatan bagi para juri yang siap mencicipi lantas memberi penilaian.

(Baca: Jangan Ada Diskriminasi! Rumah Sakit Diminta Optimal Beri Pelayanan Peserta BPJS )

Kepala SMPN 11 Kota Pontianak, Mirnawati SPd MPd mengatakan lomba saprahan digelar guna memeriahkan Hari Ulang Tahun (HUT) Kota Pontianak Ke-246.

"Lomba ini diadakan antar kelas, dari kelas 7, 8 dan 9. Ada 21 kelas. Tujuan memperkenalkan budaya kota Pontianak. Satu diantaranya budaya saprahan ini," ungkapnya.

Ia mengatakan tidak menutup kemungkinan masih ada anak-anak masih banyak belum kenal dengan budaya Kota Pontianak.

"Dengan ada lomba ini, anak-anak diberikan pengalaman. Kalau biasanya hanya dikenalkan melalui pelajaran di sekolah oleh guru. Namun, saat ini mereka mempraktekkan langsung," terangnya.

Mirnawati menambahkan dalam memasak, para siswa-siswi didampingi oleh wali kelas masing-masing. Berbagai menu khas Pontianak yang ditampilkan diantaranya nasi kebuli, paceri nanas, selada, asam pedas dan menu tradisional Pontianak lainnya.

(Baca: Khusus Interior, Ini Beberapa Koleksi di Central Interior )

"Untuk penilaian lomba saprahan mempertimbangkan poin kerjasama, penampilan dari etika dan estetika. Rasa juga," jelasnya.

Ia memberi apresiasi kepada para siswa dan siswi, termasuk orangtua yang antusias mendampingi anak-anaknya saat lomba saprahan.

"Banyak orangtua hadir menemani dan mendukung anaknya. Semua antusias," tukasnya.

Satu diantara orangtua Siswa, Sri Mujiati menyambut baik lomba saprahan ini. Menurut dia, ini penting sebagai upaya mengenalkan kebudayaan warisan nenek moyang zaman dahulu kepada anak-anak saat ini.

"Saya orangtua sambut baik lah. Ini satu cara agar budaya leluhur tidak lekang di makan zaman," singkatnya. 

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved