10 Pria atau Wanita Melajang Sampai Usia 40 Tahun, "Jangan-jangan" !
Berbagai mitos serta stereotip tentang pria lajang berusia 40-an lantas mulai mengganggu pikiran. Pasti ada yang salah dengan dirinya, sehingga ia...
Meski melajang sampai di usia 40 tahun, bukan berarti perempuan berada di tahapan putus asa lalu menerima siapa pun yang akan memberikan lamaran.
Atau sebaliknya, sudah pasrah kalau memang tidak akan punya pasangan.
Bisa jadi, selama ini dia sedang melanjutkan sekolah atau menjaga hubungan baik dengan kerabat, dan belum yakin bahwa dirinya memang ingin punya anak.
Jadi, buang jauh-jauh anggapan kalau perempuan yang melajang ini pasti perempuan yang "desperate" banget.
3. Dia tipe yang terlalu pemilih
Setiap orang berhak memilih siapa yang akan menjadi pendampingnya seumur hidupnya, dan bukan berarti kemudian dia melajang karena pemilih.
Siapa tahu ia sebenarnya punya pasangan, tetapi karena termasuk orang yang tertutup lantas tidak pernah mengumumkan siapa pasangannya.
Selain itu, ketika kita tidak merasa nyaman dengan seseorang, untuk apa kita memaksakan untuk memilihnya?
Menjadi pemilih masih jauh lebih baik daripada asal menerima lamaran seseorang hanya supaya punya status "menikah".
4. Dia tidak tahu bagaimana membangun sebuah hubungan yang serius
Psikolog Dr Holly Parker mengatakan, seseorang yang belum menikah sampai usia 40 tahun bukan berarti tidak pernah menjalani hubungan yang serius.
Bisa jadi dia pernah menjalaninya, tapi mengalami kegagalan sehingga ingin lebih berhati-hati ke depannya.
Kadang kita terlalu terpaku dengan mitos dan anggapan yang selalu hadir, padahal belum tentu sepenuhnya benar.
Oleh karenanya kita perlu membuka diri dan pikiran untuk menerima pasangan.
5. Dia lebih mementingkan karier
Sesibuk-sibuknya seseorang, pastilah ada waktu di mana ia juga ingin memiliki seseorang yang istimewa.
Perempuan juga demikian.
Seimbang antara karier dan hubungan percintaan, siapa yang tak ingin?
Hanya saja, memang tidak semua orang cukup beruntung menemukan jodohnya dalam waktu cepat.
Lagipula, kalau perempuan ingin mengutamakan sesuatu yang memang menjadi kelebihannya, yaitu mengaktualisasikan diri dalam pekerjaan, memangnya kenapa?