Sepasang Mayat di Ngabang
Mayat Wanita-Pria Tanpa Busana di Ngabang, Jenazah KS Akhirnya Dimakamkan
Tangis keluarga pecah mengiringi prosesi pemakaman KS, mayat wanita yang ditemukan di semak-semak, Dusun Sungai Buluh, Desa Hilir Kantor
Penulis: Nasaruddin | Editor: Nasaruddin
Namun, karena tidak ada tanda-tandanya, ia pun menyarankan agar menuju ke Yayasan Halim, karena disanalah tempat kremasi pada umumnya.

Ketika sampai di Rumah Kremasi Yayasan Halim, penjaga Ameng tampak sedang menunggu proses kremasi satu diantara mayat selesai.
Saat ditanya mengenai adanya kremasi seorang laki-laki yang ditemukan meninggal dunia di Landak, ia pun mengaku tidak tahu.
"Tidak tahu, semalam memang ada tiga orang mayat laki-laki datang, tapi saya tidak tau yang mana, dan semua sudah diambil keluarga, kalau sekarang yang dikremasi sudah tua," tuturnya.
Ia mengatakan, proses kremasi adalah pembakaran mayat menjadi abu dan menggunakan waktu sekitar empat jam.
"Kalau sudah menjadi abu, biasanya akan dibuang ke Laut atau disimpan di Vihara," katanya.
Namun, kata dia, tidak semua orang Tionghoa, dikremasi, karena ada juga yang ditanam.
(Baca: Akhir Pelarian Pelaku Pembunuh Bidan Cantik Kalteng di Sintang, Ini Kronologis Penangkapannya! )
Untuk melakukan kremasi, pihak keluarga jelasnya, harus membuat surat di Yayasan Halim serta dengan administrasinya.
Dan harus ada juga surat pernyataan yang ditanda tangani oleh pihak keluarga, karena jika langsung dibawa, tidak akan bisa.
"Kalau orang bunuh diri atau tabrakan harus surat dari dokter, kalau Rumah Sakit harus dari Dokter. Semua yayasan, jika ingin kremasi di Yayasan Halim," ujarnya.
Ameng nengatakan, bahan baku untuk kremasi adalah solar dan mesin, mayat dimasukan dalam mesin.
"Selain disini juga ada di Pura Bali. Cuma menggunakan tungku," ujar Pria yang sudah menjadi penjaga kremasi sekitar 12 tahun ini.