Modus Konsumen Cari Barang, Korban Penipuan Rugi Rp 10,5 Juta

Sebelum membayar, korban sempat ingin cek barang terlebih dahulu. Namun, pelaku mengatakan tidak bisa karena jika segel rusak maka barang itu tidak bisa diretur atau dikembalikan. Korban pun mengikuti kata-kata pelaku dan membayar.

“Sekira pukul 16.00 WIB, korban menghubungi pelaku pertama bernama Ali. Pas nelpon nomor Handphone yang diberikan sebelumnya, hingga saat ini nomor kontaknya sudah tidak aktif lagi,” ucapnya.

Hariyanto juga mengimbau masyarakat tidak langsung melakukan transaksi jual-beli oleh orang-orang yang tiba-tiba datang dan menawarkan barang yang semuanya belum jelas asal-usulnya. Kejadian ini, menurutnya sama seperti modus yang pernah terjadi di Kecamatan Parindu, Kabupaten Sintang beberapa waktu lalu.  

“Semua harus teliti dan berhati-hati, jangan terpengaruh dengan keuntungan. Namun, akhirnya malah ketipu,” pesannya.

Saat ini, perkembangan teknologi sudah kian canggih. Rata-rata masyarakat sudah mempunyai handphone yang dilengkapi fitur kamera. Hariyanto mengajak masyarakat memanfaatkan kamera handphone untuk mendokumentasikan wajah klien. Hal ini untuk antisipasi kejahatan.

“Jadi kalau melakukan transaksi, apalagi dengan orang yang baru dikenal, silahkan saja dokumentasikan orang baru tersebut. Jika dia berniat baik, tentu dia tidak keberatan difoto. Tapi kalau dia berniat tidak baik, maka dia akan cari alasan tidak mau difoto. Ketika terjadi penipuan, bisa tunjukkan foto wajahnya. Kepada para pemilik usaha seperti toko-toko, mohon pasang CCTV untuk awasi keluar masuk orang,” tukasnya.