Merah Putih Berkibar di Negeri Sultan Hasanah Bolkiah, Putra Konselor Kedubes Rindu Teman SMP
Lingkungan seakan mengajarkan mereka bagaimana berdiplomatik dengan baik dengan siapa saja terutama warga Indonesia.
Penulis: Didit Widodo | Editor: Rizky Zulham
Siswa kelas 2 Smeri Mulia Sarjana Brunei, setingkat SMA ini mengaku ikut kedua orang tuanya sejak dua tahun lalu.
Sementara Ramlan (47), WNI pekerja di Brunei yang mengurus persoalan termasuk curhatnya para TKI ini juga mengaku bangga biasa ikut upacara kemerdekaan RI di kedubes. Ia telah 12 tahun bekerja di Brunei dan meninggalkan anak istrinya di tanah Jawa. Baginya setahun sekali atau dua kali pulang ke tanah air sudah cukup membuatnya bahagia.
"Kangen juga sih, tapi mau bagaimana lagi, kami di sini kerja. Lagian anak anak sudah besar," ujar Ketua Brunei Self Protonium (BSP) ini.
Untuk mengobati rasa kangen dengan kuliner Tanah Air, KBRI juga menyediakan hidangan
Khas tradisional berupa soto, gado gado, nasi kuning lengkap, pecel dan lain lain. Menu tersebut bisa disantap bebas dan gratis.
Selain itu hiburan beragam tari nusantara termasuk reog ponorogo juga ditampilkan. "Saya baru dua tahun lebih di sini. Kerja kontrak bangunan. Anak istri ditinggal di Jawa. Kalau udah banyak uang baru pulang," tutur Trisno warga Bayuwangi yang jadi penari reog.
Kesempatan ramah tamah juga dimanfaatkan personel TKCI, mereka menyerahkan bingkisan kenang kenangan pada Kedubes RI-Brunei Nurul Komar.
"Mudah mudahan kerja sama kita makin erat ke depannya bu," ujar Denny perwakilan TKCI.
Hiburan dan ramah tamah warga Indonesia di KBRI ini berlangsung sampai sore hingga penurunan sang merah putih di tanah rantau ini.