Jembatan Ambruk
Pelajar Terpaksa Libur Sekolah, Ini Inisiatif Warga Agar Bisa Beraktivitas Setelah Jembatan Putus
Kita inisiatif sendiri bersama warga di sini membuat lanting , supaya masyarakat tetap bisa lewat
Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Madrosid
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, KUBU RAYA - Pasca ambruknya Jembatan di Dusun Tanjung Wangi, Desa Rasau Jaya 2, akses masyarakat pun terputus total. Bahkan pada hari pertama kejadian, anak sekolah dasar harus dilibur sehari lantaran tak ada akses untuk menyeberang.
Menyiasati terputusnya akses jembatan, masyarakat dimotori Kepala Dusun Tanjung Wangi Ramlan berinisiatif membuat lanting, yaitu pelampung menggunakan drum getah yang dipasangi papan sehingga nyaman untuk penyeberangan masyarakat.
Pada hari kejadia putusnya jembatan utama, masyarakat telah menggunakan pelampung atau lanting sebagai sarana akses penyeberangan, Selasa (15/8/2017).
(Baca: Telkom Komitmen Perluas Pelayanan, Ini Wilayah Jangkauannya
Keberadaan lanting, menghidupkan kembali aktifitas warga. Baik anak sekolah, warga yang memiliki urusan yang harus menyeberangi sungai dengan luas sekitar 24 meter sesuai ukuran jembatan awal.
"Kita inisiatif sendiri bersama warga di sini membuat lanting , supaya masyarakat tetap bisa lewat. Bahannya dari drum kita dapat dari perusahaan perkebunan, PT Rajawali Jaya Perkasa (RJP)," ujarnya.
Posisi lanting, sebutan masyarakat sekitar atau penyebarangan, berjarak sekitar kurang lebih 30 meter dari lokasi jembatan. Dimana didekatnya nanti juga akan dibangun jembatan darurat yang mulai dikerjakan hari ini.
"Untuk penyeberangan lewat lanting ini, tiap sepeda motor dikenakan tarif Rp 5 ribu. Karena ini juga untuk biaya pembuatan. Untuk orang gratis," ungkapnya.