Hari Lahir Pancasila
Jumadi: Pancasila Secara Perlahan Ditinggalkan Dalam Prakteknya
Dalam kedudukan yang demikian, pancasila telah menjadi roh yang membimbing arah perjuangan mencapai Indonesia yang merdeka dan berdaulat penuh.
Penulis: Hendri Chornelius | Editor: Mirna Tribun
Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Hendri Chornelius
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, SANGGAU - Dalam rangka memperingati hari lahir pancasila yang ke-72, DPC PDI Perjuangan Kabupaten Sanggau menggelar upacara bendera yang berlangsung di halaman sekretariat DPC PDI Perjuangan Kabupaten Sanggau, Kamis (1/6/2017).
Upacara dihadiri sekitar 70 orang peserta dari penggurus DPC, PAC dan Fraksi PDI Perjuangan Kabupaten Sanggau.
Sekretaris DPC PDI Perjuangan, Jumadi menjadi pembina upacara.
Dalam arahan Ketua Umum DPP PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri yang dibacakan Jumadi mengatakan, bahwa pidato ini maha penting bagi kita sebagai bangsa karena dua alasan mendasar.
Baca: Sempat Koma, Artis Yana Zein Dikabarkan Meninggal Dunia
Pertama, pancasila telah menjadi norma fundamen, filsafat, pikiran yang sejerinh-jernihnya, jiwa serta hasrat yang sedalam-dalamnya untuk di atasnya didirikan gedung Indonesia Merdeka yang kekal dan abadi.
Dasar yang diperlukan sebagai syarat agar kita bisa mengklaim diri sebagai sebuah negara merdeka.
Dalam kedudukan yang demikian, pancasila telah menjadi roh yang membimbing arah perjuangan mencapai Indonesia yang merdeka dan berdaulat penuh.
Tapi lebih dari itu, Pancasila telah menjadi bintang penuntun bagi bangsa ini dalam mengarungi masa depan yang masih jauh membentang di hadapan berlapis-lapis generasi yang akan datang.
Kedua, Pancasila sekaligus telah berfungsi sebagai alat efektif yang mempersatukan bangsa yang bhineka ini ke dalam persatuan Indonesia yang kokoh.
Pancasila telah menjadi magnet yang memberikan alasan bagi kita untuk menerima kemajemukan sebagai anugerah.
“Sebagai fungsi instrumentalistik yang efektif dalam menghindarkan bangsa ini dari kemungkinan terjadi sengketa ideologis berkepanjangan yang bagi cukup banyak bangsa baru telah memakan korban anak-anaknya sendiri, ” ujarnya.
Namun, dalam beberapa dekade usia mengisi kemerdekaan Indonesia kita menyaksikan, disatu sisi Pancasila telah dipisahkan keterkaitanya dengan penggalinya, dikaburkan pengertian-pengertiannya, diselewengkan, dan akhirnya secara perlahan-lahan ditinggalkan dalam prakteknya.
“Disisi lain, keteguhan kita sebagai kekuatan Pancasilais dalam memperjuangkan Pancasila agar menjadi ideologi yang hidup, mengalami perapuhan, ” pungkasnya.