Antisipasi Lonjakan Ramadan, PLN Kalbar Lakukan Pemeliharaan Listrik Bertegangan

Jadi di PLN ini memiliki tim yang menjadi andalannya PLN untuk bisa melakukan pemeliharaan tanapa melakukan pemadaman listrik.

Penulis: Dhita Mutiasari | Editor: Rizky Zulham
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/DHITA MUTIASARI
Petugas teknis pekerjaan dalam keadaan bertegangan (PDKB) PLN Wilayah Kalbar saat melakukan pemeliharaan di sejumlah jaringan listrik di Mempawah, Senin (8/7/2017). 

Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Dhita Mutiasari

TRIBUNPONTIANAK. MEMPAWAH – Menyambut bulan suci ramadan 1438 H khususnya didaerah Pontianak, Singkawang dan sekitarnya PLN Wilayah Kalimantan Barat melakukan bakti pekerjaan dalam keadaan bertegangan (PDKB) yang merupakan upaya pemeliharaan, perbaikan atau penggantian komponen pada jaringan listrik tanpa memadamkan jaringan yang sedang beroperasi.

Manager Transmisi dan Distribusi PLN Wilayah Kalimantan Barat Joko Pitoyo mengatakan pelaksanaan PDKB ini dilakukan dalam waktu 7 hari di wilayah Mempawah dan sekitarnya dan pekerjaan dengan resiko tinggi ini dilaksanakan langsung oleh tim khusus.

“Jadi di PLN ini memiliki tim yang menjadi andalannya PLN untuk bisa melakukan pemeliharaan tanapa melakukan pemadaman listrik,”ujarnya.

Bahkan karyawan yang masuk kedalam tim khusus tersebut sudah dilatih selama 3 bulan dan harus mematuhi SOP, K3 dan instruksi kerja yang tertata secara sistematis.

Baca: Pengamat Kebijakan Publik Minta PLN Implementasikan Kerjasama Tanpa Kontrak Kerja

“Karena kita menyadari bahwa listrik saat ini sudah menjadi kebutuhan primer maka diusahakan dalam pemeliharaan juga kita tidak melakukan pemadaman,”ujarnya.

Maka dalam mencegah byarpet pada saat pekerjaan pemeliharaan, maka tim inilah yang menjadi andalan.

“Tim khusus ini bekerja pada pada tegangan menengah 2 kV, pekerjaan mereka membutuhkan keahlian dan kedisiplinan karena pekerjaan dilakukan pada saat bertegangan atau dalam kondisi menyala,”ujarnya.

Manager Transmisi dan Distribusi PLN Wilayah Kalimantan Barat Joko Pitoyo saat melepas langsung petugas yang akan memulai pekerjaan dalam keadaan bertegangan (PDKB) selama sepekan ini di kabupaten Mempawah sejak Senin (8/7/2017).
Manager Transmisi dan Distribusi PLN Wilayah Kalimantan Barat Joko Pitoyo saat melepas langsung petugas yang akan memulai pekerjaan dalam keadaan bertegangan (PDKB) selama sepekan ini di kabupaten Mempawah sejak Senin (8/7/2017). (TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/DHITA MUTIASARI)

Sehingga ketika ada pekerjaan PLN maka masyarakat tidak perlu khawatir listrik mengalami padam. Kemudian dengan kegiatan pemeliharaan ini maka ketika menghadapi ramadan dan idul fitri maka jaringan PLN ini dalam kondisi sehat.

Namun demikian, ia mengatakan selain gangguan internal ini ia mengatakan dalam pemadaman dapat pula disebabkan oleh gangguan eksternal.

“Kondisi padam ini bisa disebabkan oleh beberapa macam bisa karena padam akibat gangguan internal maupun eksternal, kalau karena kalau gangguan internal seperti tadi, sementara gangguan eksternal bisa saja karena layang-layang maupun pohon yang mengenai jaringan,”ujarnya.

Ia mengatakan khusus karena penyebab gangguan ekternal akibat layang-layang ia mengatakan bahwa di Kalbar ini tantangannya dimana warga memainkan laying menggunakan benang laying dari bahan kawat.

“Inilah kawat ini yang bisa mengganggu listrik, selain itu membahayakan diri si pemain layangan itu sendiri, karena kawat itu tersentuh bahan konduktor listrik maka itu akan menghantarkan tegangan atau arus listrik yang bisa mencelakakan pemainlayang-layang itu sendiri. Maka ia berharap masyarakat tidak bermain laying-layang lagi. Itu demi kepentingan bersama baik masyarakat luas maupun kepentingan PLN yang melayani kebutuhan masyarakat,”jelasnya.

Ia mengatakan selama I I PNL sudah mengimbau masyarakat tidak memainkan laying-layang lagi.

Bahkan ia menyebut dukungan pemerintah daerah sendiri diwujudkan dengan peraturan daerah (perda) larangan bermain laying-layang.

“Harapannya perda ini dapat dikeluarkan juga oleh kabupaten lainnya, tidak terbatas di Pontianak saja namun berlaku juga untuk semua kabupaten di Provinsi Kalimantan Barat,”jelasnya.

Bahkan jika sudah ada perdanya, pihaknya lantas juga berharap kepada aparat penegak hukum dalam hal ini Satpol PP dalam menegakkan aturan perda tersebut agar perdanya tidak sia-sia.

Ia mengatakan selain bertugas saat ada gangguan, tim PDKB bertugas untuk melakukan pemeliharaan peralatan listrik seperti penggantian isolator atau pengganti pemisah (PMS), migrasi trafo, sisip tiang dan lain-lain. Pekerjaan tim PDKB ini memiliki 3 metode yak sentuh langsung, berjarak dan potensial.

Saat melakukan PDKB di sejumlah titik di Mempawah tim PDKB menggunakan peralatan khusus diantaranya conductive suite, spiral universal stick, conductor cover, by pass jumper, strain link stick dan peralatan K3 lainnya.

Ia menyadari bahwa tidak ada pemadaman merupakan konsekuensi dari tuntutan pelanggan serta kemajuan teknologi yang terus menerus meningkat, sehingga peran PDKB adalah melaksanakan pekerjaan pengembangan jaringan dan pasang baru dalam keadaan bertegangan, sehingga keandalan pasokan listrik untuk masyarakat Kalimantan Barat dapat menjadi penggerak roda kehidupan untuk menjadi lebih baik lagi.

Ia mengatakan pada sistem khatulistiwa yakni meliputi wilayah Bengkayang, Sambas, Pemangkat, Singkawang hingga Pontianak ia mengaku saat ini PLN memiliki daya mampu hingga 390 MW, dengan beban puncak pada malam hari yakni 270-290 MW. “ Jadi kita masih memiliki cadangan sekitar 80-100 MW,”ujarnya.

Dengan demikian ia berharap mengahadapi bulan ramadan dan idul fitri, maka pasokan daya listrik di sistem khatulistiwa ini akan aman.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved