BI Bantu UMKM Akses Pembiayaan Dengan Download Si Apik
una meningkatkan share pembiayaan UMKM, Bank Indonesia (BI) menilai keuangan inklusif harus menjadi prioritas.........
Penulis: Tri Pandito Wibowo | Editor: Mirna Tribun
Laporan Wartawati Tribun Pontianak, Maskartini
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Asisten Manager, KPw Bank Indonesia Kalbar, Hafidh Jati Husodo mengakui UMKM memiliki dampak yang begitu besar yaitu ke perekonomian Indonesia.
Guna meningkatkan share pembiayaan UMKM, Bank Indonesia (BI) menilai keuangan inklusif harus menjadi prioritas.
Salah satu yang kembali diimplementasikan yaitu dengan cara memperluas dan memperdalam infrastruktur keuangan.
Hafidh mengatakan salah satu cara BI mendorong UMKM dalam mrndapatkan akses pembiayaan pasca peralihan fungsi BI yaitu dengan mendorong infrastruktur keuangan pendukung antara lain melalui inisiasi pilot project Sistem Aplikasi Keuangan (Si Apik).
Baca: Tribun Pontianak Gelar Nobar Persipon Besok Malam
"Lantaran besarnya pengaruh UMKM terhadap perekonomian, BI mulai masuk melalui jalur khusus untuk mendekati UMKM yaitu melalui aplikasi Si Apik.
Hal tersebut dilakukan mewujudkan inflasi yang rendah mendorong nilai tukar yang stabil dan intermediasi yang berimbang antara yang membutuhkan dana dan pemilik dana," ujar Hafidh pada Rabu (26/4/2017).
Terkait tiga jalur ini di UMKM, Hafidh mengatakan ada perubahan peran BI yang sangat krusial yang membatasi tahun 1968.
"Hingga 1998 dimana BI masih dibawah pemerintah, sifatnya BI kepada UMKM benar-benar pendampingan secara keuangan. Kami menyalurkan kredit dengan melihat potensi misalkan perkebunan. Silakan minjam ke BI tetapi semenjak ada krisis moneter semuanya menjadi berubah," ujarnya.
Sehingga BI dijelaskan Hafidh tidak lagi mempunyai kewenangan dalam menyalurkan kredit.
Ada dua hal yang menjadi tugas BI pasca peralihan, yaitu bagaimana meningkatkan kemampuan perbankan dalam menjaring potensi UMKM.
Dari beberapa FGD diakui Hafid terdapat kendala dalam mendeteksi UMKM sehingga BI memfasilitasi bagaimana cara mendeteksi UMKM.
"Namun di luar itu kita juga memiliki tugas meningkatkan kapasitas dan kapabilitas UMKM dengan pendampingan pelatihan keuangan.
Kira-kira jika 2 orang di pertemukan tanpa mengenal, apakah mau meminjamkan modalnya. Hal inilah perumpamaan dari perbankan dan UMKM sehingga perlu dilakukan jembatan yaitu laporan keuangan," ujarnya.
Lantaran Bank Indonesia melihat sulitnya UMKM mendapatkan kepercayaan kredit dari perbankan, BI mencoba mengembangkan aplikasi Si Apik.
"Orang yang tidak mengetahui tentang akuntansi bisa melakukan pencatatan disini. Ada dua kolom yaitu pemasukan dan pengeluaran. UMKM bisa memasukan semua transaksi pengeluaran dan pemasukan nantinya akan ada neraca dan di akhir periode sudah ada laba/rugi, sudah ada laporan arus kas," jelasnya.