Benarkah Memakai Sepatu Teplek Lebih Berisiko?
Sepatu yang tak tepat, bisa membuat seluruh bagian tubuh (mencakup bahu, punggung, pinggul, sampai telapak kaki) mengalami perubahan struktur hingga..
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Sepatu bertumit tinggi adalah jawaban instan untuk membuat kaki terlihat lebih jenjang.
High heels juga membuat bagian tubuh dari pinggang ke bawah lebih berbentuk dan bokong lebih terangkat.
Tapi, sepatu berhak tinggi dapat memengaruhi postur secara permanen.
Pada dasarnya, sistem pijakan berfungsi menopang berat badan tubuh, sehingga pemilihan jenis sepatu sangat berkaitan dengan kondisi postur tubuh.
Baca: Ingat Video Ini Sebelum Masukkan Kaki ke Sepatu! Jika lengah, Nyawa Taruhannya
Sepatu yang tak tepat, bisa membuat seluruh bagian tubuh (mencakup bahu, punggung, pinggul, sampai telapak kaki) mengalami perubahan struktur hingga tak berfungsi dengan baik.
"Sepatu yang keliru bisa mengubah cara berjalan seseorang dan membuat postur berubah secara permanen apabila dipakai secara rutin dan dalam waktu lama. Sehingga risiko bungkuk, lordosis, dan skoliosis bisa mengintai orang tersebut," ujar dr. Meidy H. Triangto, SpKFR, spesialis kedokteran fisik dan rehabilitasi di RS Mitra Keluarga Kelapa Gading ini.
Sepatu teplek tak selamanya aman.
Pasalnya, manusia memiliki gaya pegas alami saat berjalan yang dimulai dari mengangkat tumit, menapakkan kaki, kemudian agak berjinjit di bagian depan.
"Untuk membantu mengurangi beban saat berjalan, akan lebih mudah bila sepatu alas datar dilengkapi sedikit bantalan atau hak di bagian belakang kaki setinggi 2 - 3 cm," urai Meidy.
Sepatu bersol rendah dan datar pun membutuhkan "bantuan" di bagian depan kaki supaya membuat langkah lebih ergonomis.
"Idealnya, flat shoes memiliki ujung bagian depan yang lebih mengangkat 30 derajat dari lantai. Pasalnya, jika sol sepatu sangat datar dan tipis, Anda akan menambah kebutuhan energi akibat daya tukik yang meningkat," lanjutnya.
Oleh karena itu, saat membeli flat shoes, pilihlah model yang memiliki bantalan empuk dengan alas yang tidak licin supaya bagian bawah telapak bisa terlindungi.
Baca: Supaya Kaki Tetap Sehat, Inilah Waktu Maksimal Pakai Sepatu Hak Tinggi Sehari-hari
"Jika sol sangat tipis dan rata akan tak nyaman dan terasa keras, khususnya saat melewati jalan berbatu," tambah dokter yang berpraktik di Kids Foot Rehabilitation Center ini.
Sneakers
Sneakers terbilang paling aman dan nyaman.
"Bagian bawah sneakers umumnya terbuat dari karet, sehingga daya cengkeram ke lantai akan lebih tinggi. Apalagi sepatu ini umumnya memiliki bantalan di belakang dan bagian depan sepatu yang agak naik. Sepatu ini bisa menjaga postur dan menunjang kelancaran aliran darah," urai Meidy.
Sayangnya, jarang sekali wanita yang menyukai sepatu model ini karena modelnya dianggap kurang feminin dan tidak formal.
Sepatu Wedges
Sepatu wedges adalah pilihan sepatu hak tinggi yang cenderung aman.
Memang sedikit lebih berat, tapi sol yang mengalasi seluruh permukaan telapak kaki membuat pijakan lebih stabil.
Sepatu wedges juga memiliki platform di bagian depan sehingga sudut kemiringan tidak terlalu besar.
Namun bila dibandingkan flat shoes, memakai sepatu wedges tetap membutuhkan tenaga ekstra untuk menjaga kestabilan.
Meski cenderung aman, wedges tetap bisa membuat tubuh condong ke depan dan tekanannya bisa mengubah postur.
Saat ini, terdapat antigravity wedges di mana sol hanya berada di separuh telapak kaki, hingga membuat sepatu ini seolah-olah tak memiliki hak sepatu.
"Alas kaki yang hanya setengah telapak kaki membuat pemakai secara tak sadar menumpukan berat badan di bagian depan kaki. Mungkin sepatu ini telah dirancang sedemikian rupa untuk keseimbangan," urai Meidy.
Model sepatu antigravity wedges yang membuat fondasi tubuh berkurang ini ternyata memiliki risiko paling tinggi membuat postur bungkuk.
"Tubuhnya tak akan lagi tegap, otot akan memendek, sulit seimbang, dan bisa menarik tulang," tukasnya.
Chunky Heels
Chunky heels adalah sepatu yang memiliki hak tebal atau lebih besar.
"Hal ini membuat penggunanya dapat bergerak lebih stabil dibandingkan bila ia menggunakan sepatu hak runcing.
"Kelebihan lainnya adalah platform di bagian depan yang membuat jarak ketinggian telapak kaki depan dan belakang tak terlalu jomplang.
Tapi, hak sepatu model chunky ini umumnya terbuat dari kayu.
Alhasil, langkah terasa lebih berat.
Maka, Meidy menganjurkan sepatu model ini tidak digunakan wanita berbadan kurus dan tinggi, karena penampilan akan terlihat lebih "berat" di bagian bawah.
Gladiator Heels
Sepatu ala gladiator digemari wanita yang berani tampil berbeda.
Ciri khas utamanya adalah tali-temali yang dililitkan di sekeliling kaki, dengan variasi tinggi lilitan hingga betis atau di atas mata kaki.
Nah, lilitan pasti lebih nyaman bila diikat dengan kuat.
Alas kaki model gladiator tanpa ikat pun akan lebih sedap dilihat bila setiap lingkaran melekat pas di tungkai bawah.
"Sayangnya, lilitan atau ikatan yang terlalu kuat di sepanjang betis hingga telapak kaki bisa memengaruhi kelancaran aliran darah. Kaki pun mudah kesemutan atau daerah bekas lilitan agak sakit bila alas kaki terlalu lama digunakan."
Bila alas kaki model gladiator dipadukan dengan hak tinggi, maka dampak negatifnya menjadi ganda, lanjut Meidi.
"Pijakan pada kaki yang menjadi lebih tinggi dan ikatan di area aliran darah bisa mengakibatkan perubahan postur serta mengganggu peredaran darah," pungkas Meidy.
Sepatu Stiletto
Secara fisiologis, manusia memiliki titik tumpu normal saat ia berdiri dan berjalan berupa lekuk di pijakan yang tercipta sejak lahir.
Pijakan berubah saat seseorang mengenakan sepatu bertumit tinggi seperti stiletto.
Pasalnya, badan harus menyesuaikan diri dengan mengubah postur alami.
"Lutut cenderung sulit tegak, bokong sedikit menungging, dan badan lebih condong ke depan agar pemakainya tetap bisa berdiri dan berjalan," terang Meidy.
Bila stiletto digunakan terus-menerus, tumpuan dan postur bisa berubah secara permanen. Jika Anda wajib mengenakan sepatu bertumit tinggi, Meidy menyarankan agar memilih stiletto dengan model platform di bagian depan supaya derajat kemiringan telapak kaki berkurang dan tarikan di urat daerah tersebut tak terlalu kencang.
"Lepaskan sepatu saat duduk dan lakukan ankle pumping exercise untuk menurunkan otot betis."
Uniknya, seseorang yang terus-menerus mengenakan high heels, bisa saja merasa kesakitan dan tak nyaman saat menggunakan sepatu bertumit datar.
"Bisa karena ia terlalu lama mengenakan high heels atau faktor bawaan karena ia memiliki tendon Achilles yang pendek, sehingga struktur kakinya seperti orang berjinjit."
Annelis Brilian