Mengerikan, Kawanan Ular Piton Pemangsa Manusia Di Mamuju Muncul Kembali
Paman almarhum Akbar, Adhan Andi Tadjuddin bahkan menyebut jika ular tersebut 7 bersaudara.
"Kami berharap, ada upaya dari pemerintah atas kejadian ini," katanya kepada Tribunsulbar.com di kediaman duka, Salubiro, kemarin.
"Kalau memang tidak ada bantuan secara materi, setidaknya Pemerintah Daerah ada upaya mengimbau warga membersihkan kebunnya," ujar Ramli.
Menurutnya, membiarkan kebun sawit semrawut sama saja memelihara ular buas.
"Apalagi kita tahu, memang dari dulu di sini banyak ular piton," ujarnya.
Ramli juga sudah tahu, jika pemberintaan tribun-timur.com tentang anaknya, juga menjadi perhatian media asing.
Tetapi, dia menyayangkan pemerintah setempat, Pemerintah Kabupaten Mamuju Tengah, seolah tak tahu.
"Pemerintah di sini kayak jalan sendiri-sendiri, buktinya ini kejadian sudah diberitakan di mana-mana, tapi belum satu pun yang datang melihat lokasi kejadian ini," katanya.
Baca: Video Kumpulan Foto-Foto Evakuasi Orangutan di Sintang
Senada Ramli, tetangganya bernama Abidin, juga menilai pemerintah cuek.
"Jangankan datang di sini, ungkapan belasungkawa pun tidak ada," kata petani sawit tersebut.
Gagal Dijual
Bangkai ular piton raksasa yang memangsa dan menelan seorang petani sawit bernama Akbar Ramli (25) akhirnya dikubur, Kamis (30/3/2017).
sebelumnya ular piton tersebut menelan Akbar, seorang petani sawit di Desa Salubiro, Kecamatan Karossa, Kabupaten MamujuTengah, Sulawesi Barat, Selasa (28/3/2017).
Sebelum dikubur, warga sempat menjemur ular itu karena awalnya mau dijual.
Menurut Rahmat, tetangga korban, awalnya kulit ular tersebut hendak dijual warga karena harganya cukup mahal.