REI Akui Banyak Kendala Kejar Program Sejuta Rumah
Paket Kebijakan Ekonomi ke-13 belum berjalan. Di Kabupaten Kota berjalan sesuai dengan SOP masing-masing
Penulis: Tri Pandito Wibowo | Editor: Jamadin
Sukir mengatakan saat ini REI di Kalbar bisa membangun sekitar 5700 unit perumahan pertahunnya. Apalagi Kalbar juga di apresiasi lantaran merupakan 10 besar perealisasi KPR bersubsidi. Ia memastikan kedepan REI akan hanya akan membangun rumah 30 persen rumah komersil, dan fokus membangun rumah MBR.
"Penyediaan rumah subsidi pertahun khusus REI di Kalbar bisa mencapai 5700 unit. Namun masyarakat yang bisa memenuhi persyaratan KPR hanya bisa kurang lebih 3000 lebih. Kawan-kawan masih banyak yang mengeluh tentang layanan perizinan, BPN dan Dispenda di Kubu Raya," ujarnya.
Sementara Isnaini salah satu pengembang di Kota Pontianak berharap pemerintah menerapkan perizinan sesuai dengan peraturan menteri. "Harapan kita perizinan untuk pemerintahan kabupaten kota untuk rumah subsidi disesuaikan dengan Surat edaran menteri PP nomor 648 2016. Sekarang mereka pilih-pilih memang mereka mempunyai SOP, tapi harapan kita di perlonggar," ujar Isnaini.
Ia juga berharap perbankan tidak kaku dalam memberikan kredit kepada nasabah. "Harapan kita pegawai honorer diterima, untuk diberikan KPR. KPR Mikro baru akan diberlakukan, dilapangan seleksi pembeli-pembeli. Maunya kita pekerja non formal non fix income dipermudah persyaratannya. Seperti penjual bakso, penjual es tebu, dan pekerja lainnya," harapnya.
Karena masyarakat yang belum memiliki perumahan adalah non fix income. Dengan berbagai kemudahan kata Isnaini, nantinya kepemilikan bisa meningkat 30 persen. "Akhir bulan bisa nagih, kemudian terakhir kami mempunyai perjanjian sehingga developer membantu menagih. Mestinya dengan perjanjian demikian BTN bisa lebih percaya. Program sejuta rumah untuk MBR sebenarnya memang program untuk mereka yang belum memiliki rumah," ujarnya.