Pasar Tradisional Sudirman Pontianak, Tetap Eksis Ditengah Ancaman Pasar Modern

Hingga kini aktifitas pedagang di kawasan ini tetap eksis, ditengah ancaman menjamurnya pasar modern.

Penulis: Zulkifli | Editor: Rizky Zulham
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/ZULKIFLI
Sejumlah pengunjung saat melakukan transaksi jual beli di Pasar Sudirman Jl Nusa Indah Pontianak, Minggu (26/2/2017). Satu di antara pasar tradisional di Kota Pontianak, ini masih menjadi favorit masyarakat berbelanja. 

Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Zulkifli

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Pasar Tradisional Sudirman masih menjadi alternatif pusat perbelanjaan masyarakat Pontianak Kalimantan Barata.

Hingga kini aktifitas pedagang di kawasan ini tetap eksis, ditengah ancaman menjamurnya pasar modern.

Keberadaan pasar tradisional Sudirman yang terletak di Jl Nusa Indah Pontianak Kota, masih populer dikalangan masyarakat Kota Pontianak.

Bahkan yang berasal dari luar daerah, pasar ini masih menjadi tujuan belanja yang tidak terlewatkan.

Pasar ini menjual aneka ragam produk,mulai dari pakaian anak,dewasa, perempuan dan laki-laki, perabot rumah tangga berbagai macam kebutuhan lainnya. Letaknyapun cukup strategis dan mudah dijangkau.

Baca: Foto-foto Pasar Rakyat di Jalan Asahan

Hingga kini pasar Sudirman masih berdenyut meski tak seramai era 1990 an. Hal ini diungkapkan Atek, pedagang sendal dan sepatu di pasar Sudirman.

Ia mengaku telah berjualan selama 20 tahun dipasar tersebut.
"Beda dulu. Sekarang sudah macet o. Kalau dulu ramai lancar. Sekarang agak kurang ramai," Katanya kepada Tribun Minggu (26/2/2017).

Pembeli kata Atek tak menentu. Pembeli ramai datang pada moment tertentu seperti hari raya. Jika hari biasa pembeli katanya sepi.

"Kadang sehari bisa 2,3 pembeli saja,"Katanya.

Kondisi ini menurutnya tentu menyulitkan bagi pedagang. Sebab pendapatan tak mencukupi untuk menutupi modal, termasuk membayar sewa ruko.

Atek sendiri menyewa dua Ruko dengan nilai kontrak pertahun 20 juta.

Menurut Atek kondisi kurang ramainya pembeli terasa sejak tahun 1990 an.

Menurutnya semenjak banyak bangunan toko modern di sekitar Pasar Sudirman , konsumen menjadi terpecah.

Namun diakuinya, pasar Sudirman tetap menjadi tujuan, karena harga yang murah dan pembeli juga bisa menawar sesuai selera.

Zainab misalnya satu di antara pengunjung , mengaku lebih suka berbelanja di pasar Tradisional Sudirman. Selain murah kualitas produk tak kalah dengan barang yang dijual di pasar modern.

"Dari dulu sesukanya belanjanya disini. Soalnya murah bisa menawar," pungkasnya.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved