Berita Video
Anak-Anak Isi Waktu Luang dengan Main Gasing di Simpang Hilir
Permainan gasing dikatakannya harus di halaman yang luas, karena permainan gasing akan membenturkan gasing yang satu dengan yang lain
Penulis: Muhammad Fauzi | Editor: Jamadin
Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Muhammad Fauzi
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, KAYONG UTARA – Di tengah menjamurnya permainan moderen saat ini, tentu sangat jarang sekali dapat melihat langsung permainan tradisional yang dulunya digemari anak-anak.
Di Desa Rantau Panjang, Kecamatan Simpang Hilir permainan tradisional masih bisa dapat di jumpai, yaitu permainan gasing, yang terbuat dari bahan kayu yang di ukir dengan bentuk lonjong.
Bagi anak yang tumbuh di tahun 80 an mungkin sudah tidak asing dengan permainan ini, anak-anak tampak ceria memainkan permainan tradisional ini. Satudiantara anak yang bermain Gasing, Muhammad Hidayat mengatakan, permainan Gasing ini ramai dimainkan berdasarkan musim, khususnya musim panen Padi.
“Dari dulu kalau musim begini, ramai yang main Gasing, pas musim panen padi. Mainnya biasa disini (Wihara, Rantau Panjang) karena luas tempatnya,”terang Muhammad Hidayat, Senin (20/2).
Menurut pelajar SMP 3 Simpang Hilir ini, ada sehabis pulang sekolah beberapa temannya akan bermain Gasing di sekitar Wihara. Untuk Gasing sendiri diakuinya, di buatkan oleh satudiantara warga setempat, dan permainan Gasing inipun diakuinya tidak memerlukan bahan yang sulit, hanya sebuah kayu untuk membuat Gasing dan Tali untuk memutar Gasing.
“Ya ndak perlu janjian kalau mau main sehabis pulang sekolah biasanya sudah kumpul disini (Wihara). Gasingnya di buatkan, pakai Kayu belian lebih kuat, pakai Tali, sudah bisa main, dibuatkan gratis Gasingnya,”jelasnya.
Satudiantara warga Desa Rantau Panjang Rohani menjelaskan, bahwa permainan Gasing ini juga menjadi sebuah tradisi di masyarakat sekitar, karena bila mana sudah memasuki musim padi pecah, para anak-anak akan bermain gasing. Permainan gasing dikatakannya harus di halaman yang luas, karena permainan gasing akan membenturkan gasing yang satu dengan yang lain, atau yang lebih dikenal dengan Pangkak Gasing.
“Setiap padi mau memecahkan buahnya mereka main Gasing, kalau tidak, ya tidaklah. Biasanya mereka main di situ (Lahan Wiahara), atau di lahan-lahan yang luas lah, karena kalau lahannya kecil mereka ndak bisa main, karena main Pangkak-pangkak, takut kaca rumah orang pecah,” terang Rohani.