Dewan Minta Tes Urine Pelajar di Tiap Sekolah
Begini, pemain sabu ini butuh tempat, dari teman-temanya itu bisa dilacak yang lainya, karena jarang main sendiri biasanya
Penulis: Hendri Chornelius | Editor: Jamadin
Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Hendri Chornelius
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, SANGGAU - Ketua Komisi D DPRD Sanggau, Konggo Tjintalong Tjondro mengaku prihatin dengan adanya kejadian oknum siswa SMP di Kabupaten Sanggau yang diduga pesta sabu di kamar indekos.
“Kita harap aparat penegak hukum untuk mengusut tuntas kasus ini, dari mana mereka mendapatkan barang haram itu, harus diusut, ” katanya, Minggu (4/12/2016).
Dikatakanya, pihak sekolah juga harus betul-betul ketat untuk mengawasi muridnya dan tidak terlepas juga dari pengawasan orangtua.
“Karena di sekolah kan dikatakanya 6 jam, selanjutnya di rumah, jadi peran orangtua juga sangat penting, ” tegasnya.
Konggo menduga, mereka hanya korban, akan tetapi pengawasan guru dan orangtua harus tetap dilakukan, karena narkoba itu merambah ke tingkat yang paling bawah.
“Kemudian bisa saja dilakukan tes urine dadakan, kemudian yang paling mudah juga razia tas para siswa, itu lebih efektif, karena tes urin pun mahal juga, ” ujarnya.
Politisi partai Golkar Kabupaten Sanggau itu juga menduga tidak hanya di satu sekolah saja, akan tetapi lebih dari satu sekolah.
“Begini, pemain sabu ini butuh tempat, dari teman-temanya itu bisa dilacak yang lainya, karena jarang main sendiri biasanya, ” tuturnya.
Konggo mengatakan, terhadap siswa yang positif konsumsi narkoba supaya direhabilitasi, kemudian terhadap pihak sekolah diberikan teguran keras dari Dinas Pendidikan.
“Saya duga, anak itu pas ketagihan atau sakau pada saat jam sekolah. Pihak guru dan komite sekolah, serta orangtua murid kerjasama atau ada kesepakatan untuk memikirkan tes urine tadi,” tegasnya.