Hanya dengan Rp 100 Ribu, Anda Sudah Bisa Jadi Investor

Pengamat pasar modal, Ryan Filbert mengatakan dari sekian banyaknya investasi, pasar modal merupakan yang paling menguntungkan.

Penulis: Tri Pandito Wibowo | Editor: Mirna Tribun
TRIBUNPONTIANAK/MASKARTINI
Suasana saat Sosialisasi dan Edukasi Pasar Modal Terpadu 2016 di Mercure Hotel Pontianak pada Senin, (31/10/2016) 

Laporan Wartawati Tribun Pontianak, Maskartini 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Pengamat pasar modal, Ryan Filbert mengatakan dari sekian banyaknya investasi, pasar modal merupakan yang paling menguntungkan.

Apalagi dengan menjadi investor secara tidak langsung membantu perekonomian negara.

Baca: Investor Pasar Modal di Kalbar Tumbuh 143 Persen

Jika dulu kata Ryan investor harus menyiapkan dana yang cukup banyak untuk bermain saham, sekarang dengan Rp 100 ribu sudah bisa menjadi investor.

"Dulu kesannya saham hanya investasi orang-orang kaya saja. Tapi sekarang dengan segala kemudahannya apa lagi alasannya. Rp 100 ribu sudah bisa start. Jika untuk investasi tanah dan emas harus menunggu punya uang baru bisa investasi. Dengan reksadana sudah disederhanakan dengan harga start Rp 100 ribu,"ujarnya pada Senin, (31/10/2016).

Apalagi dengan beberapa aturan di sektor keuangan nasional juga cenderung membuat pergeseran pada masyarakat dalam memilih investasi.

Ia mengatakan disaat BI rate masih 7,25 persen mungkin deposito layak dilirik.

Namun Suku Bunga Acuan Bank Indonesia yang diturunkan menjadi 6,50 persen, otomatis membuat bunga menjadi turun.

Jawabannya kata Ryan investasi di pasar modal bisa menjadi alternatif karena lebih menjanjikan.

"Jika ada yang bilang deposito paling aman, sebenarnya tidak juga. Terhindar dari resiko yaitu dengan belajar. Baik atau buruk bukan karena produk karena kehebatan marketing. Saham dibandingkan deposito akan menjadi menarik. Di samping bunga deposito tergerus, perusahaan yang sahamnya diperjualbelikan berpotensi untuk tumbuh. Namun bukan berarti pasar modal tidak memiliki risiko. Namun setidaknya, sektor ini menjanjikan return yang jauh lebih baik dibanding deposito,”ujarnya.

Saat terjun ke pasar modal, investor juga harus jeli dalam memilih saham perusahaan yang berpotensi untuk terus tumbuh. Namun risiko tersebut menjadi lebih minim dengan fasilitas konsultasi dari Bursa Efek Indonesia dan sekuritas.

Instrumen lain pun, kata dia, juga tak kalah menjanjikan. Hanya saja pasar modal menjadi sektor yang cocok untuk berbagai kelas masyarakat.

“Berbeda dengan properti, dimana butuh biaya besar untuk menebus properti yang kita inginkan. Jangankan untuk beli cash, untuk DP-nya saja kadang-kadang sulit terjangkau. Semakin hari investasi menjadi suatu kebutuhan. Kalau menurut saya emas bukan produk investasi, karena setelah 2013 harganya cenderung flat,” ucapnya.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved