Berada di Lokasi Penangkapan Dimas Kanjeng, Santri Asal Mempawah Trauma
Asni mengatakan, penangkapan Dimas Kanjeng menyebabkan ketakutan tersendiri bagi mereka. Bahkan hingga saat ini ia masih trauma mau keluar rumah.
Penulis: Dhita Mutiasari | Editor: Arief
Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Dhita Mutiasari
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, MEMPAWAH - Satu di antara santri Dimas Kanjeng dari Kabupaten Mempawah, Asni Jaiz (54) mengaku saat kejadian penangkapan pemilik padepokan, ia bersama santri lainnya asal Kalbar berada di lingkungan padepokan di Desa Wangkal Kecamatan Gading, Kabupaten Probolinggo.
"Saya juga tidak tahu kejadiannya lagi minum kopi, bunyi letupan, ada ibu-ibu lari, ada bilang mercon kali bu. Tapi pas dilihat polisi ramai menggunakan tameng," kenangnya, saat diwawancarai di Sungai Pinyuh, Minggu (2/10/2016).
Ia memperkirakan saat itu sedikitnya ada sekitar 1500-an pasukan polisi datang lengkap dengan alat-alatnya. "Saya sedang makan di warung-warung di situ," katanya.
Asni mengatakan, penangkapan Dimas Kanjeng menyebabkan ketakutan tersendiri bagi mereka. Bahkan hingga saat ini ia masih trauma mau keluar rumah.
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/DHITA MUTIASARI
Satu di antara santri padepokan Dimas Kanjeng Taat Pribadi asal Mempawah, Asni Jaiz.
"Kita melihat seramai seperti itu belum pernah, mau nangkap itu, wajar juga karena santri ramau juga mungkin mereka takut melwan, padahal santri tidak boleh membawa senjata, takut melukai dan lain-lain," jelasnya.
Sementara kaitan penangkapan pimpinan tempat padepokannya menimba ilmu yang ditangkap aparat Polda Jatim, ia mengaku tidak tahu menahu urusan itu.
BACA JUGA: Begini Cara Dimas Kanjeng Membagi-bagikan Uang kepada Ribuan Santrinya
"Terkait pembunuhan itu wallahualam. Apakah benar dia atau atas perintah dia itu wallahualam," tukasnya.
Namun kejadian itu diakui jelas membuat mereka kaget dan tidak menyangka pimpinan mereka harus berurusan dengan hukum.
"Tapi kita sebagai santri ya kaget juga, karena kita di situ ikut sebagai bagian di situ. Terlebih dikatakan pimpinan pondok padepokan ini juga diangkat sebagai Raja Nusantara," jelasnya.