Dalam Setahun, Dua Ribu Penyu Bertelur di Paloh

Lokasi area peneluran penyu di Paloh yang membentang sepanjang 63km. Menjadikanya sebagai area peneluran penyu paling panjang di Indonesia.

Penulis: Hamdan Darsani | Editor: Mirna Tribun
TRIBUN PONTIANAK FILE/ISTIMEWA
Ilustrasi 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, SAMBAS - Manajer WWF Indonesia Albertus Tjiu menilai tren kesadaran masyarakat terhadap konservasi penyu cendrung mengalami peningkatan. Pernyataan demikian didasari oleh riset yang dilakukan selama kurun waktu tujuh tahun terakhir.

"Ada tren meningkatnya kesadaran masyarakat soal konservasi penyu, walaupun demikian kita akui ancaman tetap ada sampai sekarang,” ujarnya.

Kata Albert, lokasi area peneluran penyu di Paloh yang membentang sepanjang 63km. Menjadikanya sebagai area peneluran penyu paling panjang di Indonesia.

"Berdasarkan data di lapangan, setidaknya ditemukan dua ribu penyu bertelur dalam setahun," ujarnya.

Dijelaskan lebih lanjut, WWF sebagai satu di antara lembaga yang bergerak di dunia konservasi spesies sudah hadir di Paloh sejak 2009 untuk program konservasi penyu.

“Kami mencoba melakukan upaya perlindungan penyu dengan mendorong pemberdayaan masyarakat pesisir Paloh dari aspek livelihood,” katanya. 

Ini bertujuan meningkatkan komitmen masyarakat dalam konservasi penyu dan habitatnya. Dengan demikian, upaya ini dibarengi dengan peningkatan taraf hidup masyarakat di sekitar pantai peneluran penyu Paloh.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved