Bejat, Guru Agama Cabuli Siswanya

Kaca jendela rumah pelaku hancur berantakan. Beruntung pelaku berhasil diselamatkan.

Editor: Steven Greatness
Kontributor Baubau, Defriatno Neke
Rumah pelaku pencabulan La Ode Hardin yang beradadi Kecamatan Wolio Kota Baubau, Sulawesi Tenggara, Mengalami kerusakan akibat di lempari massa. Pelaku yang juga oknum guru ini diduga melakukan pencabulan terhadap tetangganya yang masih dibawah umur 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, BAUBAU - Bukannya menjadi panutan bagi warga di sekitarnya, guru agama yang satu ini malah menggauli seorang anak yang masih di bawah umur.

Guru agama dimaksud adalah Lao Ode Hardin (50), yang mengajar di Sekolah Dasar Wadiaborobo, Kabupaten Buton Tengah, Sulawesi Tenggara.

Kebejatan sang guru agama itu diungkapkan kakek korban, Daeng Arifin, Sabtu (20/8/2016). Kejadian yang menimpa cucunya, AL (14), telah berlangsung pada Sabtu (13/8/2016).

AL kini sedang mengalami trauma berat dengan selalu mengurung diri di dalam kamarnya.

“Kejadiannya Sabtu minggu lalu. Awalnya dia tidak mau cerita, kemudian saya mendesaknya," kata Arifin.

Akhirnya sang cucu mengaku bahwa dia disuruh beli rokok sama guru pelaku itu.

"Kemudian guru itu membawa masuk cucu saya ke dalam rumahnya, menelanjanginya, dan menidurinya,” kata Arifin.

Menurut Arifin, pada saat kejadian sekitar pukul 21.00 Wita, korban belum pulang ke rumahnya di Kecamatan Wolio, Kota Baubau.

Arifin kemudian mencari korban hingga berteriak memanggil namanya di rumah sekitar namun tak ada jawaban.

“Guru ini keluar dari rumahnya dan bilang tidak usah dicari, dia mungkin keluar sama teman-temannya. Saya pun langsung pulang ke rumah. Tapi ada tetangga yang melihat cucu saya keluar dari pintu belakang rumahnya guru ini,” ujarnya.

Setelah tiba di rumah, Arifin bertanya kepada cucunya dari mana saja dia. Sambil menangis, AL mengatakan jika ia baru saja dari rumah guru La Ode Hardin.

Rumah pelaku masih bertetangga dengan korban. Di dalam rumah, pakaianya dilucuti dan dinodainya karena kebetulan istri pelaku sedang keluar daerah.

“Setelah dinodai, itu guru sempat kasih uang Rp 100.000, tapi cucu saya tidak mau. Guru itu kemudian suruh cucu saya naik di loteng. Saat pelaku keluar temui saya, cucu saya berhasil keluar lewat pintu belakang,” tutur Arifin.

Warga yang mengetahui perihal tersebut, pada malam itu juga secara beramai-ramai bergeser ke rumah pelaku dan melakukan aksi pengrusakan.

Kaca jendela rumah pelaku hancur berantakan. Beruntung pelaku berhasil diselamatkan.

Sumber: Kompas.com
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved