HUT ke 71 RI
Kisah Muhammad Akbar, Paskibra Kalbar yang Kibarkan Merah Putih di Istana Negara
Dengan dipilihnya Siswa Man Model Singkawang sebagai pembentang bendera saat upacara di Istana sangat membanggakan Kementerian Agama.
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Orangtua mana yang tidak berlinang air mata bahagia kala melihat sang anak mempersembahkan prestasi terbaik di kancah nasional.
Hal itu pula yang dirasakan Dalina (40), ibu dari Muhammad Akbar, satu dari dua pasukan pengibar bendera (Paskibra) asal Kalbar yang bertugas di Istana Negara, 17 Agustus kemarin.
Dalina pun tak henti berucap syukur. "Ya Allah, bukan lagi puji syukur saya kemarin," kata Dalina saat dihubungi Tribun, Jumat (19/8/2016). Dalina mengaku masih berada di Jakarta bersama sang kakak.
Ia datang khusus memenuhi undangan pemerintah kepadanya sebagai orangtua anggota Paskibra.
"Saya datang 15 Agustus kemarin diundang pemerintah. Rencananya pulang besok (hari ini) sampai Mempawah," ujarnya.
BACA JUGA: Semua Kepala Madrasah Saksikan Akbar di Televisi
Ia mengaku sangat senang bisa melihat langsung putranya bertugas di istana. Kebetulan Muhammad Akbar bertugas sebagai pembentang bendera yang mewakili Kalbar.
Dalina mengakui keberhasilan buah hatinya dari pernikahan dengan Mulyadi itu, tak lepas dari dukungan dan doa seluruh masyarakat Kalbar.
Khususnya Kota Singkawang tempat di mana Akbar menimba ilmu. "Terimakasih kepada masyarakat Singkawang, masyarakat Kalbar, anak saya berhasil melaksanakan tugasnya. Tidak bisa saya ungkapkan dengan kata-kata. Hanya Allah yang dapat membalasnya," ucap Dalina.
Ia menuturkan banyak pengalaman berharga yang dirasakan anaknya setelah berhasil mempersembahkan prestasi terbaik.
Apalagi saat itu, jutaan pasang mata tertuju kepadanya di saat-saat menegangkan ketika mengibarkan bendera Sang Saka Merah Putih di Istana Negara. Tak hanya Akbar, ia juga merasakan pengalaman berharga tersebut.
"Sampai saya menginjakkan kaki ke istana, makan bersama anggota dewan, segala macamnya saya rasakan," jelasnya.
Menurutnya, saat ini Akbar belum bisa ditemui karena masih dalam pengawasan intensif bersama tim.
BACA JUGA: Prestasi Muhammad Akbar Diharap Memotivasi Siswa Lain
"Sampai saat ini anak saya masih belum bisa dilihat, karena masih steril," tegasnya. Ia sempat bertemu Akbar, Kamis (18/8/2016) malam. Itupun tidak bisa ngobrol banyak.
"Tadi malam saya sempat ketemu di penginapannya, jam 23.00 WIB. Itu pun ketemu sebentar saja, langsung itu tidak bisa dibezuk dan tidak bisa dihubungi. Handphone miliknya saja masih diambil (diamankan)," tukasnya.
Selain Kamis malam, Dalina juga mengaku bertemu Akbar sesaat setelah prosesi pengibaran Bendera Merah Putih, Rabu (17/8/2016) siang.
"Saat itu kan selesai upacara, undangan bubar semua. Saat itu saya langsung masuk ke ruangan. Saya ketemu para paskibraka, semuanya. Itu pun tidak lama hanya sekitar 15-20 menit, mereka langsung disterilkan semua," papar Dalina.
Dalina menggaku senang dan terharu bisa menemui Akbar, karena butuh perjuangan berat. Ia sengaja tak memberi tahu Akbar karena ingin memberikan kejutan.
"Saat itu dia masih berada di dalam ruangan. Kan dia melihat orangtuanya datang, sementara dia mengira Mamaknya ndak datang. Saya memang memberi kejutan kepadanya," imbuhnya.
BACA JUGA: Kadisdik Apresiasi Keberhasilan Akbar Menjadi Paskibraka
Saat itu, Dalina meminta seorang rekan Akbar, untuk memanggil Akbar. "Sekali saya datang, saya suruh temannya memanggil dia. Saat melihat saya, dia tidak bisa ngomong. Pokoknya sangat terharu, kami berdua nangis terharu. Bangga rasanya anak saya berhasil mengibarkan bendera pusaka," jelas Dalina terisak.
Dalam pertemuan tersebut, Akbar mengucapkan terimakasih kepadanya atas semua dukungan yang dieberikan.
"Dia cuman mengungkapkan ke saya, Mamak terimakasih atas doa Mamak. Berkat doa Mamak, Abang sampai berhasil ke sini. Abang janji akan membahagiakan Mamak, itu saja yang diomongkannya," kenang Dalina.
Ia senang putranya diakui berhasil membawa nama bagi Kalbar, Singkawang, Sekolahnya (MAN Model Singkawang). "Semuanya berkat doa masyarakat Singkawang, Kalbar, guru, dan teman-temannya semua," katanya.
Kendati hanya dalam waktu singkat, Dalina warga yang saat ini tinggal di Desa Kuala Secapah Kabupaten Mempawah ini sudah puas dan berbangga hati dengan putranya di Istana.
Ia mengatakan saat ini Akbar bersama anggota Paskibraka lainnya masih mengikuti agenda yang sangat padat.
"Sulit sekali ketemu dia, karena mereka dikawal bahkan orang tuanya sendiri pun sulit untuk ketemu, mereka masih keliling kunjungan, besok Sabtu dan Minggu besok dilanjutkan mereka liburan bersama," jelasnya.
BACA JUGA: Rayakan Kemerdekaan, Warga Jl Suka Mulya Gelar Donor Darah dan Tabligh Akbar
Dalina hanya berpesan dengan apa yang dilakukan Akbar dalam menorehkan sejarah dan membawa nama harum Kalbar ini, ke depannya dapat dihargai pemerintah setempat dengan memberikan perhatian kepada putranya.
"Mudah-mudahan anak saya yang sudah membawa nama baik Kalbar, ada perhatian khusus. Baik dari gubernur dan instansi lain, mudah-mudahan apa yang dicita-citakan anak saya dapat didukung semua instansi pemerintah. Cita-citanya ingin masuk Akademi Militer (Akmil)," jelas Dalina.
Rasa bangga tak hanya datang dari orangtua, namun juga dari sekolah. "Sangat bangga ya melihat apa yang diraih oleh siswa MAN Model tersebut," kata Kepala Kanwil Kemenag Kalbar, Syahrul Yadi.
Terlebih Syahrul, mengatakan kalau apa yang diraih oleh Muhammad Akbar, membuktikan kalau sekolah madrasah juga tidak kalah dalamprestasinya dengan sekolah umum lainnya.
Apalagi para siswanya menghadapi banyak mata pelajaran tetapi masih mampu berprestasi di bidang lainnya.
Ia berencana akan mengundang Akbar beserta orangtua atau gurunya sebagai bentuk apresiasi.
BACA JUGA: Ribuan Umat Muslim Kalbar Ikuti Salawat Kemerdekaan
"Dengan dipilihnya Siswa Man Model Singkawang sebagai pembentang bendera saat upacara di Istana sangat membanggakan Kementerian Agama," tambahnya.
Syahrul, mengucapkan terima kasih kepada Akbar dan MAN Model Singkawang karena telah mengharumkan Kkementerian Agama dan Kalimantan Barat di kancah nasional.
Rasa bangga juga datang dari Tim Relawan Singkawang Tersenyum, Andi Syarif, Nurmansyah, dan lainnya.
"Khidmatnya proses upacara serta pembacaan teks proklamasi seolah kita kembali ke masa di mana Bung Karno menyatakan kemerdekaan kita dalam pembacaan teks proklamasi," kata Andi, Kamis (18/8/2016). (dhita mutiasari/syahroni/nopi saputra)