Ujian Nasional
Terobos Banjir, Pengawas Basah Kuyup Saat Tiba di Lokasi Ujian Nasional
Saat itu banjir belum terlalu tinggi, namun saat siang air mulai meninggi.
Penulis: Dhita Mutiasari | Editor: Arief
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, MEMPAWAH - Banjir yang terjadi di beberapa wilayah di Kabupaten Mempawah sejak beberapa hari terakhir kembali meninggi hingga mencapai dua meter.
Terjadinya banjir kali ini, yang bertepatan dengan pelaksanaan Ujian Nasional (UN) tingkat SD sederajat. Banjir menyebabkan pelaksanaan UN terhambat.
Bahkan menurut informasi warga sejumlah siswa terjebak di tengah kepungan banjir untuk melaksanaan UN nasional.
Satu di antara guru pengawas UN, Basiah SPdI, mengatakan, beberapa pengawas yang akan melaksanakan tugas mengawas UN terpaksa menerobos banjir.
Akibatnya, berulang kali sepeda motor yang di gunakan harus tumbang di tengah rendaman banjir.
"Banjir mengepung dimana-mana, air sepinggang, sampai kawan-kawan ada yang tiga kali ditimpa motor bejalan motor setengah pinggang," ujar warga Gang Keluarga Kelurahan Tengah, Kecamatan Mempawah Hilir ini.
Ia mengatakan, harus berangkat di waktu subuh menuju tempat tugasnya mengawas UN di MIS Asasul yang terletak di Dusun Amanku Desa Pasir Kecamatan Mempawah Hilir.
Saat itu banjir belum terlalu tinggi, namun saat siang air mulai meninggi.
Dengan kondisi basah, ia bersama lima rekan pengawas lainnya mengaku tiba di sekolah tujuan.
Namun kemudian pamit karena basah kuyup. Ia meminta panitia melanjutkan pelaksanaan UN.
"Namun karena baju kita di sana basah kuyup, makanya saat sampai kita serahkan ke panitia di sana," ujarnya.
Ia mengatakan, di MIS Asasul ini, banjir belum sampai ke kelas melainkan baru masuk ke ruangan guru dan perpustakaan. Namun sebagian peserta U terpaksa berangkat dengan naik sampan ke sekolah ini.
"Karena ada sekitar 5 SD yang menginduk disitu dengan total siswa sekitar 85-100 siswa," ujarnya.